Awalnya, masyarakat menggunakan talas sebagai bahan dasar shusse-imo.
Namun, kini ubi jalar lebih sering dipakai karena mudah ditemukan dan memberi rasa manis alami.
Ubi jalar dipadukan dengan pasta kacang merah sehingga menghasilkan kombinasi mengenyangkan sekaligus bernutrisi.
Pasta kacang merah menyumbang polifenol, sedangkan ubi jalar kaya vitamin dan kalium.
Kandungan serat dari kedua bahan ini juga membuat shusse-imo lebih sehat dibanding camilan biasa.
Dengan keunggulan tersebut, shusse-imo bukan sekadar kudapan tradisional, tetapi juga makanan bergizi yang relevan dengan gaya hidup modern.
Shusse-imo kerap disajikan dalam momen penuh harapan baik.
Hidangan ini muncul pada perayaan kelahiran bayi laki-laki, Tango no Sekku atau Hari Anak Laki-laki setiap 5 Mei, hingga pernikahan pada beberapa kesempatan.
Pemilihan shusse-imo dalam acara tersebut tidak terlepas dari namanya yang membawa simbol kemajuan.
Dengan menyajikan kudapan ini, masyarakat berharap hadirnya keberuntungan bagi keluarga maupun generasi baru.