Saat ini HKRI memiliki cabang di berbagai kota, seperti Bandung, Bogor, Bekasi, Jakarta, Surabaya, dan Palembang.
Melalui HKRI, Adam berupaya menjaga budaya panahan tradisional Jepang di Indonesia.
Kemenangan ini tidak membuat Adam berhenti.
Ia menargetkan untuk mencoba nomor tim, di mana dua atau tiga kuda berlari bersamaan dalam satu tim.
Selain itu, ia ingin merasakan yabusame di pantai, sebuah agenda yang seharusnya ada tahun ini tetapi batal digelar.
Adam juga membawa kabar baik untuk pencinta panahan berkuda tradisional Jepang di Indonesia.
Indonesia mendapat izin menjadi negara pertama di luar Jepang yang boleh mengadakan ujian lisensi yabusame.
Pasalnya, selama ini ujian lisensi yabusame hanya diselenggarakan di Jepang oleh organisasi sports yabusame.
Nantinya, soal ujian disiapkan pihak Jepang, hasilnya dikirim kembali, dan penilaian tetap dilakukan secara resmi oleh juri di Jepang.
Perjalanan Adam dari Bandung hingga Hachinohe menjadi bukti ketekunan, keberanian, dan cinta pada olahraga tradisional.
Di balik kecepatan 14 detik dan tiga target yang harus ditembus, ada kerja keras, kesabaran, serta rasa percaya antara manusia dan kuda.
@ohayo_jepang Pejabat Jepang salah ngomong lah kok langsung mundur?! 🙇♂️ Beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian Jepang Taku Etō mundur gara-gara slip of the tongue alias salah ngomong. Saat harga beras naik gila-gilaan, dia malah bilang: “Saya nggak pernah beli beras, selalu dikasih pendukung.” Publik langsung ngamuk karena dianggap nggak punya empati. Hasilnya, nggak lama, beliau pun resmi mengundurkan diri (The Japan Times, 20 Mei 2025). 🔑 Kenapa bisa segampang itu mundur? Karena di Jepang ada budaya tanggung jawab (resign when at fault): ➡️ Saat pejabat melanggar kepercayaan publik, mundur dianggap langkah terhormat. ➡️ Bukan cuma politik, tapi juga bentuk pertanggungjawaban moral. ➡️ Makanya ada istilah: daijin o jinin suru (mengundurkan diri sebagai menteri) & sekinin o toru (mengambil tanggung jawab). Di Jepang, mundur bukan selalu karena tidak bisa bertahan, tapi sering jadi cara menjaga integritas diri sekaligus menyelamatkan muka institusi/partai. Gak heran, sejak 2000, 10 dari 33 Menteri Pertanian Jepang mundur gara-gara kasus atau komentar sensitif. Fyi nih, sistem parlementer Jepang juga bikin pergantian menteri relatif lebih mudah dibanding negara presidensial seperti U.S. Itulah kenapa budaya “mundur” sudah jadi bagian dari politik moral Jepang. Polling: Kalau di Indonesia, budaya kayak gini sebaiknya ada juga nggak? Kreator Konten: Zahra Permata J Produser: Siti Annisa Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #HidupdiJepang #KerjadiJepang #MagangdiJepang #BudayaJepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang