Pada hari pemboman, dua imam sedang mendengarkan pengakuan dosa puluhan umat di Katedral Urakami, sekitar 500 meter dari pusat ledakan.
Semua meninggal tertimpa reruntuhan. Diperkirakan sekitar 10.000 umat Katolik, sebagian besar tinggal di distrik Urakami, tewas akibat bom atom.
Matsumoto mengatakan banyak penonton Amerika yang terkejut mengetahui bom meledak tepat di atas sebuah gereja dan banyak umat Kristen menjadi korban.
Ia ingin menayangkan film ini di Amerika Serikat agar penonton internasional mendapat gambaran kehidupan setelah pemboman.
Ia juga berharap penonton termotivasi untuk mempelajari lebih lanjut atau mengunjungi Hiroshima dan Nagasaki.
“Senjata nuklir hanya pernah digunakan dua kali. Melalui cerita yang lebih manusiawi di film ini, saya ingin memastikan Nagasaki menjadi tempat terakhir yang pernah mengalami serangan seperti itu,” kata Matsumoto.
Film Nagasaki: In the Shadow of the Flash kini tayang di Nagasaki dan diputar di seluruh Jepang mulai 1 Agustus.
© Kyodo News
View this post on Instagram