OHAYOJEPANG - Musim gugur selalu jadi waktu yang paling memikat di Kyoto.
Udara yang mulai sejuk, dedaunan yang berubah warna, dan suasana klasik kota lama Jepang berpadu menciptakan pengalaman yang sulit dilupakan.
Kyoto punya banyak lokasi bersejarah yang juga menawarkan pemandangan musim gugur yang menenangkan.
Melansir laman Kyoto Travel, berikut lima rekomendasi tempat yang bisa masuk daftar perjalanan kamu:
Baca Juga:
Ide Wisata Sehari di Kyoto, Ada Tur Kuliner hingga Bar Hoping
Jelajahi Sisi Lain Kyoto, Catat Berbagai Pilihan "Itinerary" di Kyoto
Melansir Japan Travel by NAVITIME, Joshoko-ji Temple terletak di Ukyo Ward, Kyoto City, dan didirikan oleh Kaisar Kogon pada tahun 1362.
Objek pemujaan utamanya adalah Shakanyorai, dengan patung kayu Amitabha Nyorai dan dua wakiji yang telah ditetapkan sebagai aset budaya penting.

Di area kuil ini juga tumbuh pohon sakura kokonoe yang merupakan Monumen Alam nasional, serta kompleks kuil yang telah ditetapkan sebagai Situs Bersejarah Prefektur Kyoto.
Melansir Kyoto Tourism Lab, Joshoko-ji Temple termasuk dalam aliran Tenryuji dari sekte Rinzai Zen.
Area kompleksnya mencakup sekitar 12.000 meter persegi dengan jalur jalan kaki sepanjang 1.000 meter yang bisa ditempuh sekitar 30 menit.
Di depan Hojo, terdapat tiga jenis bunga sakura terkenal, yaitu “Kokonoe Sakura”, “Sakon no Sakura” yang berasal dari Istana Kekaisaran, dan “Mikuruma-kaeshi no Sakura” yang unik karena memiliki kelopak tunggal dan ganda pada waktu bersamaan.
Selain sakura di musim semi, tempat ini juga menawarkan pemandangan indah daun musim gugur.
Dari Kyoto Station, perjalanan menuju kuil ini memakan waktu lebih dari 1,5 jam dengan kombinasi bus JR West Japan dan Kyoto-Keihoku Furusato Kosha Bus, turun di halte Yamagunigoryomae.
Melansir Ministry of the Environment, Kyoto pernah menjadi ibu kota Jepang selama berabad-abad.
Di sinilah berdiri Kyoto Imperial Palace, tempat tinggal dan pusat pemerintahan kaisar selama lebih dari 1.000 tahun sejak periode Heian (794–1185) hingga era Meiji (1868–1912).
Setelah Restorasi Meiji, ibu kota dipindahkan ke Tokyo dan kawasan istana mulai terbengkalai.
Atas kehendak Kaisar Meiji, proyek pelestarian dan penghijauan dimulai untuk mengubah area tersebut menjadi taman publik bernama Kyoto Gyoen National Garden.

Setelah Perang Dunia II, taman seluas sekitar 100 hektar ini dibuka untuk umum dan dilengkapi berbagai fasilitas seperti area istirahat, taman bermain anak, dan lapangan olahraga.
Kini, Kyoto Gyoen menjadi ruang hijau yang luas di tengah kota.
Kawasan ini mencakup Kyoto Imperial Palace, Kyoto Omiya Palace, Kyoto Sento Imperial Palace, serta Kyoto State Guest House.
Melansir laman Kyoto Gyoen National Garden, taman ini memiliki sembilan gerbang dan lima pintu keluar yang semuanya terbuka untuk publik.
Tempat ini menjadi salah satu lokasi favorit untuk bersantai bagi warga Kyoto maupun wisatawan dari berbagai negara.
Melansir laman Kiyomizudera Temple, kuil ini berlokasi di Kiyomizu, Higashiyama-ku, Kyoto.
Lebih dari 1.250 tahun telah berlalu sejak pendiriannya di lereng Gunung Otowa, salah satu puncak di jajaran pegunungan Higashiyama.
Kuil ini dikenal sebagai Kannon Reijo, tempat suci yang didedikasikan untuk Kannon, dewi kasih dan welas asih.
Kiyomizu-dera mengundang pengunjung untuk menenangkan diri dan berterima kasih atas kehidupan, keluarga, dan kedamaian sehari-hari.

Pengalaman berdoa di depan patung Kannon disebut sebagai cara untuk melihat ke dalam diri sendiri dan menemukan kedamaian batin.
Dalam setiap kunjungan, pengunjung diajak untuk merasakan welas asih Kannon dalam kehidupan sehari-hari.
Suasana spiritual yang kuat di tengah pemandangan alam Kyoto menjadikan kuil ini salah satu destinasi yang patut dikunjungi, terutama saat dedaunan berubah warna di musim gugur.
Melansir Kyoto City Official Guide, Kurama-dera Temple terletak di 1074 Kurama-honmachi, Sakyo-ku, Kyoto.
Kuil ini berdiri di kawasan pegunungan dan dikenal memiliki atmosfer spiritual yang kuat.

Banyak tokoh terkenal datang ke sini untuk bermeditasi karena diyakini tempat ini memiliki energi khusus.
Jalur pejalan kaki di sekitar kuil mengelilingi gunung, melewati hutan pohon cedar yang menjulang tinggi dan menyebarkan aroma khas di udara pegunungan.
Kuil ini didirikan pada tahun 770 oleh Gantei, seorang biksu dari Nara yang mencari tempat sunyi untuk bermeditasi.
Dalam perjalanannya, ia mengikuti seekor kuda putih hingga tiba di Lembah Kurama, tempat ia mengalami penglihatan tentang dewa Buddha dan kemudian mendirikan kuil ini.
Ajaran di Kurama-dera kemudian berkembang menjadi aliran tersendiri yang juga menghormati roh-roh gunung setempat.
Mengunjungi Kurama-dera bukan hanya soal wisata religi, tapi juga kesempatan untuk mendaki sambil menikmati panorama alam dan arsitektur kuil yang penuh misteri.
Melansir Hieizan Biwako Panoramic Route, Enryakuji Temple di Gunung Hiei merupakan situs Warisan Dunia dan kuil utama sekte Tendai dalam ajaran Buddha.
Kuil ini didirikan oleh Dengyo Daishi Saicho (767–822) pada abad ke-8 dan menempati area seluas 1.700 hektar di lereng gunung yang dipenuhi pohon cedar.

Pada masa kejayaannya, Enryakuji menjadi pusat pelatihan spiritual bagi sekitar 3.000 biksu, dan dari sinilah lahir para pendiri berbagai sekte besar Buddhisme Jepang.
Saat ini terdapat sekitar 100 bangunan yang tersebar di tiga area utama yaitu To-do di timur, Sai-to di barat, dan Yokawa di utara.
Untuk mencapai Gunung Hiei, tersedia beberapa rute perjalanan.
Salah satunya melalui jalur Kyoto & Yase dengan kereta gantung dan ropeway dari arah timur laut Kyoto, serta jalur Danau Biwa & Sakamoto dari Prefektur Shiga.
Ada pula bus langsung dan rute untuk mobil pribadi yang menawarkan pemandangan indah.
Namun, perlu dicatat bahwa kereta gantung dan bus di sekitar gunung tidak beroperasi pada musim dingin (awal Januari hingga pertengahan Maret).
Setiap kuil dan taman di Kyoto punya daya tarik tersendiri di musim gugur.
Dari jalur pegunungan hingga taman bersejarah di tengah kota, semuanya menyimpan keindahan yang mempertemukan sejarah, spiritualitas, dan alam.
Mengunjungi tempat-tempat ini bukan sekadar menikmati pemandangan, tapi juga merasakan kedamaian yang menjadi jiwa dari Kyoto itu sendiri.
Sumber:
(PENULIS: KOMPAS.COM/PITRI NOVIYANTI)