OHAYOJEPANG – Nagoya Castle menjadi salah satu kastil paling terkenal di Jepang, sekaligus simbol kota samurai Nagoya.
Kastil ini selesai dibangun pada 1615 oleh Shogun Tokugawa Ieyasu.
Dihiasi dengan shachihoko emas, yaitu ornamen atap berbentuk ikan harimau, Nagoya Castle memiliki luas lantai terbesar di antara semua menara kastil di Jepang.
Hommaru Palace yang megah di dalamnya berfungsi sebagai fasilitas militer yang penting.
Nagoya Castle menjadi kastil pertama di Jepang yang ditetapkan sebagai National Treasure.
Meskipun mengalami kehancuran akibat serangan udara pada masa perang, kastil ini tetap dianggap cukup penting secara historis untuk dijadikan National Historic Site.
Pekerjaan restorasi kini sedang dilakukan untuk mengembalikan Nagoya Castle ke kondisi aslinya.
Baca Juga:
3 Tempat Wisata di Nagoya Jepang, Kuil dan Kastil Kaya Sejarah
Itinerary Wisata Seharian di Nagoya, Bujet Mulai dari Rp 1,6 Juta
Melansir Nagoya Castle Official Website, pembangunan Nagoya Castle dimulai setelah Tokugawa Ieyasu memenangkan Pertempuran Sekigahara yang memisahkan Jepang menjadi faksi Timur dan Barat.
Setelah diangkat sebagai Shogun, Tokugawa memulai pembangunan kastil ini pada 1610 dengan memerintahkan mantan daimyo musuhnya untuk membangun kastil di Nagoya.
Menara utama kastil dilengkapi dengan ornamen atap shachihoko emas setinggi dua meter, menandai kekuatan dan status Tokugawa.
Hommaru Palace yang menakjubkan dan Ni-no-maru Garden menegaskan kemegahan klan Tokugawa.
Dikelilingi tembok batu tinggi dan kokoh, kastil juga menegaskan fungsinya sebagai fasilitas militer utama.

Selama 260 tahun Zaman Edo (1603–1867), Nagoya Castle menjadi pusat kekuasaan Owari Tokugawa Clan.
Penduduk dari kota kastil Kiyosu dipindahkan ke lokasi baru ini, membentuk kota Nagoya yang kini menjadi kota terbesar keempat di Jepang.
Melansir Visit Nagoya, Nagoya Castle memiliki menara kastil terbesar di Jepang dan Hommaru Palace dianggap sebagai istana terbaik di sejarah Jepang.
Kastil ini juga menjadi tempat penyimpanan koleksi baju zirah, senjata, serta barang-barang kehidupan sehari-hari para daimyo.
Koleksi tersebut, termasuk furnitur, pakaian, peralatan upacara teh, dan barang pribadi lainnya, dipamerkan di Tokugawa Art Museum.
Jam buka Nagoya Castle adalah pukul 09.00–16.30 (admission sampai pukul 16.00), dengan biaya masuk 500 yen (sekitar Rp 54.500) untuk dewasa.
Anak sekolah menengah ke bawah bisa masuk secara gratis.
Melansir Aichi Now, selama Zaman Edo, Nagoya merupakan salah satu kota kastil paling penting.
Kota ini juga menjadi garis pertahanan pertama Owari Tokugawa Clan terhadap Osaka.
Selain keindahan arsitektur, pengunjung bisa menyaksikan pertunjukan ninja Hattori Hanzo dan samurai Omotenashi Busho-Tai pada akhir pekan dan hari libur.
Para ninja dan samurai ini juga hadir untuk meet and greet harian, membawa legenda sejarah Aichi menjadi pengalaman interaktif.
Batu-batu di tembok kastil yang dihiasi cap lambang berbagai daimyo yang ikut membangun kastil bisa menjadi atraksi tambahan yang menarik untuk ditemukan.

Melansir Japan Guide, Nagoya Castle terletak di Hommaru, Naka-ku, Nagoya-shi, Aichi.
Dari Stasiun Nagoya, wisatawan dapat naik Sakuradori Subway Line menuju Stasiun Hisayaodori selama sekitar 5 menit.
Selanjutnya, pindah ke Meijo Subway Line menuju Stasiun Nagoyajo yang memakan waktu sekitar 2 menit.
Total perjalanan sekali jalan sekitar 10 menit dengan biaya 240 yen (sekitar Rp 26.000).
Dari pintu keluar stasiun, gerbang timur kastil dapat dicapai dengan berjalan kaki tiga menit.
Alternatif lainnya, wisatawan bisa menggunakan bus wisata lingkar Meguru dari Stasiun Nagoya, dengan waktu tempuh sekitar 25 menit.
Tarifnya 210 yen (sekitar Rp 23.000) per perjalanan atau 500 yen (sekitar Rp 54.500) untuk tiket harian.
Nagoya Castle bukan hanya simbol sejarah dan kekuatan militer Tokugawa, tetapi juga pusat budaya dan atraksi interaktif yang membuat perjalanan wisata di Nagoya lebih berkesan.
Dengan akses mudah dari Stasiun Nagoya, koleksi artefak bersejarah, serta pertunjukan samurai dan ninja, wisatawan dapat menikmati pengalaman belajar sejarah yang menyenangkan dan penuh interaksi.
Sumber:
(PENULIS: KOMPAS.COM/PITRI NOVIYANTI)