Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Festival Paantu di Okinawa, Tradisi Berlumur Lumpur untuk Usir Roh Jahat dan Bawa Keberuntungan

Kompas.com - 03/11/2025, 16:24 WIB

OHAYOJEPANG - Ketika panas musim panas mulai berganti menjadi angin yang lebih sejuk, Pulau Miyakojima di Prefektur Okinawa, Jepang, menggelar tradisi kuno bernama Festival Paantu. 

Melansir Japan Airline, festival ini merupakan bentuk pengusiran roh jahat yang unik karena melibatkan makhluk supranatural, topeng panjang, dan lumuran lumpur tebal.

Festival Paantu bukanlah acara wisata, melainkan ritual sakral masyarakat setempat yang diwariskan secara turun-temurun.

Baca Juga:

8 Festival Jepang di Bulan November yang Penuh Warna dan Tradisi Unik

12 Festival dan Event Halloween di Jepang 2025 yang Wajib Dikunjungi, Dari Cosplay hingga Parade Anak

Secara tradisional, perayaan ini mengikuti kalender lunar Jepang. 

Tanggal penyelenggaraan Paantu biasanya baru diumumkan beberapa hari sebelum acara berlangsung. 

Melansir NHK World, Festival Paantu tahun 2025 digelar pada 28 Oktober di Pulau Miyakojima, Prefektur Okinawa. 

Nama “Paantu” (atau “Pantu”) diambil dari makhluk supranatural yang dianggap sebagai dewa pelindung. 

Mereka mengenakan kostum dari ranting, daun, dan lumpur tebal, lalu berkeliling desa untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan bagi penduduk.

Masyarakat percaya, rumah baru atau bayi yang terkena cipratan lumpur dari para Paantu akan mendapat berkah dan nasib baik. 

Keberuntungan ini juga diyakini berlaku bagi siapa pun yang 'dikotori' oleh mereka. 

Hingga kini, perayaan Paantu masih terus diadakan di beberapa wilayah, seperti Kota Hirara di daerah Shimajiri dan Distrik Nobaru di Desa Ueno.

Selama ritual berlangsung, para Paantu akan aktif menyebarkan lumpur kepada warga maupun pengunjung. 

Setiap orang yang datang diharapkan bisa menerima semangat festival ini dengan lapang dada.

Festival Lumpur yang Sakral di Miyakojima

Melansir Japan Travel, Festival Paantu digelar di Desa Shimajiri, wilayah utara Pulau Miyako. 

Setiap tahun, desa ini menjadi pusat perayaan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun tersebut. 

Melansir laman Tabirai Net, di distrik Shimajiri, tiga dewa bertopeng muncul pada awal September menurut kalender lunar. 

Mereka berlumuran lumpur dan tubuhnya dibungkus tanaman rambat chinquapin.

Sebagai dewa penangkal kejahatan, Paantu dilumuri lumpur untuk menyucikan rumah yang baru dibangun dan berdoa untuk kesehatan anak-anak. 

Mereka berkeliling setiap rumah dengan mengenakan lumpur dari dasar sumur yang dikenal sebagai nmariga (sumur kelahiran) dan meneriakkan hal-hal aneh. 

Masyarakat percaya bahwa lumpur yang dioleskan para Paantu menjadi simbol pembersihan diri serta perlindungan dari pengaruh buruk yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Akses menuju lokasi festival juga tergolong mudah. 

Dari Bandara Haneda di Tokyo, perjalanan ke Pulau Miyako dapat ditempuh sekitar tiga jam dengan pesawat. 

Jika berangkat dari Bandara Naha di Okinawa, waktu tempuhnya hanya sekitar 50 menit, sedangkan dari Pulau Ishigaki sekitar 30 menit.

Ritual Lumpur untuk Usir Sial dan Datangkan Berkah

Melansir Japan Cheapo, dalam perayaan ini, penduduk lokal mengenakan kostum yang meniru wujud makhluk supranatural, dengan tubuh dilumuri lumpur dan dihiasi dedaunan, serta mengenakan topeng berukuran panjang.

Mereka kemudian berkeliling desa untuk mengoleskan lumpur ke segala hal, mulai dari anak-anak, penonton, kendaraan, hingga rumah.

Lumpur tersebut bukan sekadar simbol kotoran, melainkan sarana pengusiran roh jahat dan pembawa keberuntungan. 

Namun, bagi pengunjung yang tidak ingin kotor, sebaiknya tidak datang, karena para Paantu dikenal antusias dan bisa tiba-tiba memeluk siapa pun yang mereka temui.

Pada masa lalu, pernah terjadi insiden ketika wisatawan yang bajunya dilumuri lumpur bereaksi dengan kekerasan terhadap Paantu

Sejak itu, masyarakat setempat lebih berhati-hati dan memilih untuk merahasiakan tanggal pasti perayaan agar tradisi ini tetap berjalan lancar.

Kini, setiap Paantu selalu didampingi oleh petugas lokal untuk memastikan keamanan dan kelancaran acara.

Festival Paantu bukan sekadar tontonan budaya, melainkan cerminan keyakinan masyarakat Okinawa terhadap keseimbangan antara manusia dan alam gaib. 

Di balik wajah topeng dan lumpur yang menutupi tubuh para Paantu, tersimpan pesan tentang pembersihan diri dan kehidupan yang selaras dengan tradisi.

Sumber :

Japan Airline (https://jal.japantravel.com/okinawa/paantu-festival-in-okinawa-2024/58776)  

NHK World (https://www3.nhk.or.jp/nhkworld/id/news/programs/special/202510311130/)  

Japan Travel (https://en.japantravel.com/okinawa/paantu-festival/58776)  

Japan Cheapo (https://japancheapo.com/events/paantu-festival/)

Tabirai net (https://www.tabirai.net/s/sightseeing/column/0003469.aspx)  

(PENULIS: KOMPAS.COM/PITRI NOVIYANTI)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.