Batu kerikil yang dipanaskan di bak truk memberikan panas radiasi perlahan, menciptakan rasa khas yang tak tergantikan oleh oven modern.
Lebih dari sekadar jajanan jalanan, yaki-imo menjadi bagian dari ritual musim gugur.
Banyak orang menikmati ubi panggang ini sambil berjalan di bawah daun merah atau setelah berjalan sore di udara sejuk.
Kehadirannya tidak mencolok seperti makanan modern, tetapi justru memikat karena kesederhanaannya, menghadirkan kehangatan di tangan dan cita rasa musim di lidah.
Di antara berbagai jenis ubi di Jepang, varietas berkulit ungu menempati tempat istimewa.
Ubi ungu Jepang mulai dibudidayakan sejak tahun 1980-an, terutama di wilayah Kagoshima dan Kyushu yang dikenal sebagai sentra pertanian.
Ubi jenis ini memiliki warna daging atau kulit yang mencolok dan digunakan dalam banyak bentuk, mulai dari dikukus, dipanggang, ditumbuk, hingga dijadikan bahan manisan.
Salah satu varietas terkenal adalah beni-imo dari Okinawa yang kerap disalahartikan sebagai “yam,” padahal secara botani termasuk jenis ubi jalar.
Warna ungu cerah dan tekstur padat beni-imo menjadikannya bahan populer untuk olahan tradisional maupun modern, meskipun rasanya sedikit kurang manis dibanding ubi kuning.
Selain keindahan warnanya, ubi ungu juga menjadi bagian penting dalam sejarah pertanian Jepang.