Rata-rata usia korban dalam penelitian ini adalah 70 tahun.
Wajah menjadi bagian tubuh yang paling sering terluka dengan persentase 55,7 persen, diikuti oleh tangan dan lengan sebesar 54,3 persen, serta kepala sebesar 44,3 persen.
Sebagian besar cedera terjadi di tubuh bagian atas, sesuai dengan pola serangan beruang yang berdiri tegak ketika merasa terancam.
Ishigaki menjelaskan bahwa penting bagi masyarakat untuk memahami kebiasaan beruang serta mempelajari cara melindungi diri dari serangan.
Ia mengatakan bahwa hasil penelitian ini menegaskan pentingnya kesadaran publik tentang perilaku beruang agar risiko cedera parah dapat diminimalkan.
Kementerian Lingkungan Hidup Jepang juga menyarankan masyarakat agar berbaring tengkurap atau meringkuk untuk melindungi kepala, leher, dan perut jika berhadapan langsung dengan beruang dari jarak dekat.
Studi tersebut menunjukkan bahwa dampak serangan beruang terhadap korban sebanding dengan kecelakaan lalu lintas.
Para korban dirawat di rumah sakit rata-rata selama 12,8 hari dan menjalani perawatan rawat jalan selama sekitar 99 hari setelah keluar dari rumah sakit.
Sebanyak 23 orang mengalami cedera berat seperti patah tulang ganda dan luka yang menimbulkan efek jangka panjang.
Beberapa korban bahkan mengalami kelumpuhan saraf wajah, sementara dua orang belum dapat kembali bekerja setelah insiden tersebut.