Bagi warga di kota-kota pedalaman seperti Iga dan Nabari, yang terletak di bagian barat Prefektur Mie dan jauh dari laut, sarden merupakan bahan makanan istimewa yang hanya disantap pada acara khusus.
Saat festival berlangsung, sarden yang diasinkan ringan banyak dijual di toko-toko ikan, dan iwashi-zushi dibuat dalam jumlah besar untuk disajikan maupun dijadikan oleh-oleh.
Di pesisir Chūnansē dan Hokusei, ikan sarden segar digunakan langsung untuk membuat iwashi-zushi dengan cara diasinkan.
Di wilayah pesisir Mie, iwashi-zushi menjadi hidangan yang tidak terpisahkan dari perayaan musim gugur.
Masyarakat setempat menyebutnya juga sebagai matsuri-zushi, yang berarti sushi festival.
Penyajian iwashi-zushi bukan sekadar kuliner, tetapi juga bentuk kebersamaan dan rasa syukur atas hasil laut yang melimpah.
Selama festival, iwashi-zushi sering disajikan di rumah-rumah, kuil, maupun acara masyarakat yang merayakan panen laut.
Cita rasa asam dan gurihnya dianggap cocok untuk disantap bersama keluarga besar di suasana musim gugur yang sejuk.
Proses pembuatannya pun dilakukan dengan cermat, dari pemilihan ikan segar hingga penataan sushi dalam bentuk balok kayu yang rapi.
Hidangan ini menjadi salah satu simbol kuliner yang mewakili kekayaan tradisi masyarakat pesisir Prefektur Mie.