Kondisi ini menunjukkan tantangan serius bagi Jepang, negara berpenduduk 123 juta jiwa dengan tingkat kesuburan 1,15.
Laporan Bank Dunia menempatkan Jepang sebagai negara dengan populasi tertua kedua di dunia setelah Monako.
Sebagian besar penduduk berusia 65 tahun ke atas tersebar di lebih dari 20.000 komunitas di seluruh Jepang.
Kelahiran bayi dari orangtua asing mulai dianggap sebagai penyeimbang kecil dalam krisis demografis yang dialami negara itu.
Data dari Badan Layanan Imigrasi Jepang mencatat ada 3,95 juta penduduk asing legal pada awal Oktober 2025.
Sebagian besar berada pada rentang usia 20 hingga 30 tahun, kelompok produktif yang cenderung lebih lama tinggal dan membangun keluarga di Jepang.
Koran ekonomi Nikkei melaporkan peningkatan jumlah bayi dari orangtua asing membantu mengurangi penurunan kelahiran bayi Jepang lebih dari separuh.
Perubahan ini menunjukkan imigrasi mulai berperan penting dalam menjaga stabilitas populasi Jepang.
Dari sisi kewarganegaraan, perempuan asal China menjadi kelompok terbesar dari ibu asing yang melahirkan di Jepang.
Menyusul di posisi berikutnya adalah perempuan asal Filipina dan Brasil yang juga banyak menetap di Jepang dan menjadi bagian dari komunitas pekerja asing.
Meningkatnya kelahiran bayi dari orangtua asing mencerminkan pergeseran sosial yang makin terbuka dan multikultural di tengah menurunnya kelahiran warga lokal.
Sumber: