Dalam setiap kampanye, Takaichi dikenal berani menampilkan sisi personal.
Ia bahkan pernah membacakan puisi kuno di hadapan pendukungnya, menunjukkan karakter yang tulus dan komunikatif.
Gaya kampanyenya yang ekspresif dan spontan membuatnya tampil berbeda dari politisi konservatif pada umumnya.
Dalam kampanye terakhirnya untuk menggantikan Shigeru Ishiba, ia berhasil menarik perhatian publik luas, termasuk para pengguna internet yang aktif membicarakan isu-isu politik di Jepang.
Takaichi dikenal sebagai tokoh konservatif yang tegas dan nasionalis.
Pandangan politiknya sejalan dengan mendiang mantan perdana menteri Shinzo Abe, terutama dalam hal keamanan nasional dan kebijakan pertahanan.
Ia juga rutin berziarah ke Kuil Yasukuni di Tokyo, sebuah tempat yang sering menimbulkan kontroversi karena dianggap terkait masa lalu militerisme Jepang.
Tindakan itu kerap menuai kritik dari negara-negara tetangga seperti China dan Korea Selatan, tetapi Takaichi tetap kukuh pada pendiriannya.
Baginya, ziarah ke kuil tersebut adalah bentuk penghormatan kepada para korban perang, bukan glorifikasi sejarah.
Keberaniannya mempertahankan keyakinan membuat publik menjulukinya sebagai 'Iron Lady Jepang'.