Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Siap-siap! Biaya Visa Turis ke Jepang Bakal Naik Setara Amerika dan Eropa

Kompas.com - 21/10/2025, 12:34 WIB

OHAYOJEPANG - Menteri Luar Negeri Jepang, Takeshi Iwaya, menyampaikan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menaikkan biaya visa bagi wisatawan asing.

Menurut Iwaya, biaya visa Jepang saat ini tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat.

Rencana tersebut muncul di tengah meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Jepang, terutama didorong oleh melemahnya nilai yen dan lonjakan turis dari China.

Langkah ini bertujuan untuk meninjau kembali kebijakan biaya visa agar lebih sejalan dengan standar internasional tanpa menghambat pariwisata yang sedang tumbuh pesat.

Baca juga:

Pemerintah Jepang Tinjau Ulang Biaya Visa

Dalam konferensi pers pada Jumat (17/10/2025), Takeshi Iwaya mengatakan bahwa pemerintah sedang meninjau kebijakan biaya visa saat ini.

Ia menjelaskan bahwa rincian kenaikan masih belum ditentukan, tetapi pembahasan mencakup berbagai faktor seperti dampak terhadap jumlah wisatawan yang datang ke Jepang.

“Kami sedang mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kemungkinan dampak terhadap pariwisata inbound,” kata Iwaya melansir Kyodo News (17/10/2025).

Ia menambahkan bahwa pemerintah juga akan memeriksa tarif visa di negara lain untuk dijadikan acuan.

“Saya percaya biaya visa Jepang saat ini cukup rendah,” ujarnya.

Pemerintah dikabarkan menargetkan penyesuaian biaya visa agar setara dengan tarif di Amerika Serikat dan Eropa paling cepat pada tahun fiskal 2026.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya evaluasi menyeluruh untuk menyeimbangkan pendapatan negara dan keberlanjutan sektor pariwisata.

Kunjungan Wisatawan Asing Catat Rekor Baru

Jumlah wisatawan asing yang datang ke Jepang terus menunjukkan peningkatan signifikan.

Berdasarkan laporan pemerintah pada Rabu (15/10/2025), jumlah kunjungan wisatawan dari Januari hingga September mencapai sekitar 31,65 juta orang.

Angka tersebut naik 17,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal itu menjadi laju tercepat dalam sejarah untuk menembus angka 30 juta kunjungan dalam satu tahun.

Data ini menunjukkan tren positif bagi sektor pariwisata Jepang, yang sebelumnya mencatat rekor tertinggi sebesar 36,87 juta kunjungan pada 2024.

Dengan situasi nilai yen yang lemah serta meningkatnya minat wisatawan dari Tiongkok, jumlah kunjungan pada 2025 diperkirakan dapat mencapai kisaran 40 juta orang.

Namun, pemerintah tetap berhati-hati dalam menyeimbangkan pertumbuhan pariwisata dengan pengelolaan dampak sosial dan lingkungan.

Pertimbangan Dampak terhadap Overtourism

Takeshi Iwaya juga menyinggung persoalan overtourism atau pariwisata berlebihan yang telah menimbulkan kepadatan dan kerusakan lingkungan di beberapa wilayah Jepang.

Ia menegaskan bahwa pemerintah akan memantau efek dari rencana penyesuaian biaya visa terhadap fenomena tersebut.

Namun, menurut Iwaya, kenaikan biaya visa tidak akan berdampak langsung terhadap masalah overtourism.

“Kami akan melihat seperti apa pengaruhnya nanti, tetapi secara pribadi saya tidak berpikir kenaikan biaya visa akan berdampak langsung pada overtourism,” ujarnya.

Kebijakan ini lebih difokuskan pada penyesuaian struktur biaya dan evaluasi sistem visa, bukan sebagai upaya pembatasan wisatawan.

Rencana ini juga menjadi momentum bagi Jepang untuk menata kembali sistem pariwisata yang tetap ramah bagi pengunjung, sekaligus berkontribusi pada keberlanjutan ekonomi nasional.

© Kyodo News

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.