Pemiliknya akan melukis satu mata ketika menetapkan tujuan atau harapan, lalu melukis mata satunya lagi setelah tujuan itu tercapai.
Ritual sederhana ini menghubungkan impian, usaha, dan pencapaian dalam satu simbol.
Warna merah menjadi ciri khas boneka daruma karena dipercaya melambangkan jubah biksu serta penolak penyakit.
Rancangannya pun sarat makna dengan alis berbentuk burung bangau dan kumis menyerupai kura-kura yang keduanya melambangkan umur panjang.
Setiap tahun, boneka daruma yang telah digunakan biasanya dikembalikan ke kuil tempat membelinya untuk dibakar dalam upacara daruma kuyō.
Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas keberuntungan yang diberikan sekaligus tanda untuk memulai harapan baru.
Dalam kehidupan modern, daruma-san sebutan akrab untuk boneka daruma bisa ditemukan di rumah, kantor, toko, hingga panggung politik.
Banyak tokoh berpengaruh maupun perusahaan besar di Jepang menempatkan boneka daruma di tempat kerja mereka.
Satu mata akan diwarnai ketika target ditetapkan dan mata lainnya diisi saat target tercapai.
Boneka daruma juga semakin dikenal secara global.