“Full set semua habis di Rp 2,3 juta,” katanya.
Untuk ukuran anak muda seusianya, jumlah itu cukup besar. Agung pun menyiapkan dananya jauh-jauh hari.
“Mulai nabung dari Juni atau Juli, baru bisa DP untuk kostumnya,” tambah Agung.
Meski mahal, baginya hasilnya sepadan.
Kostum buatan maker lebih detail dan pas di badan, sehingga lebih percaya diri saat tampil di depan pengunjung.
Berbeda dengan Agung, Al yang berasal Bekasi punya cara sendiri menyiapkan penampilannya.
Ia mengaku lebih sering melakukan improvisasi pada kostum yang sudah ada daripada memesan kostum baru.
Al menjelaskan bahwa dirinya lebih suka memperbaiki atau menyesuaikan kostum lama agar tetap bisa dipakai kembali.
Ia membeli pakaian yang mirip dengan karakter incarannya, lalu menyesuaikannya sendiri.
Namun, justru bagian wig menjadi tantangan tersulit.