Contohnya, pada bagian membaca, peserta mungkin diminta menjawab pertanyaan berdasarkan menu restoran:
“Set makanan mana yang termasuk nasi dan sup miso?”
Pada bagian mendengarkan, diperdengarkan percakapan antara pekerja dan atasan dengan pertanyaan:
“Tugas apa yang harus dilakukan pekerja terlebih dahulu?”
Pada bagian tata bahasa, muncul kalimat rumpang seperti:
“きのう、友だちと___を見ました。”
Kinou, tomodachi to ________ wo mimashita.
(Kemarin, saya menonton _______ bersama teman.)
Pilihan jawaban:
(1) 食べます tabemasu (makan),
(2) 本 hon (buku),
(3) 映画 eiga (film),
(4) 行きます ikimasu (pergi).
Jawaban yang benar adalah (3) 映画 eiga (film).
Soal semacam ini menekankan pada kemampuan memahami konteks bahasa Jepang dasar dalam kehidupan nyata, bukan pada hafalan kanji atau tata bahasa kompleks.
Calon peserta di Indonesia umumnya menempuh beberapa jalur untuk mempersiapkan diri menghadapi JFT-Basic.
Banyak yang memulai dengan sample test daring dari The Japan Foundation untuk membiasakan diri dengan format dan tampilan soal.
Sekolah vokasi dan lembaga pelatihan bahasa, baik yang terhubung dengan program government-to-government (G-to-G) maupun swasta, juga menyediakan kursus intensif yang mencakup teori dan latihan soal.
Selain itu, komunitas belajar daring dan kelompok studi menjadi wadah bagi peserta untuk berbagi contoh soal JFT Basic, pengalaman, serta strategi belajar.