Melalui cerita keluarganya, Shun menjadikan tragedi Hiroshima bukan sekadar catatan sejarah, melainkan pengalaman kemanusiaan yang menggugah hati pendengarnya.
Shun bertekad untuk terus melanjutkan tur tersebut selama ia mampu.
“Hal paling berbahaya adalah melupakan apa yang terjadi di masa lalu. Karena itu, kita harus mewariskan kisah ini kepada generasi berikutnya agar tidak pernah dilupakan lagi,” katanya.
Ia percaya bahwa melupakan sejarah adalah hal paling berbahaya bagi umat manusia.
Bagi Shun, berbagi cerita bukan hanya tentang mengenang masa lalu, melainkan juga tentang menanamkan harapan dan membangun masa depan yang damai.
Dalam sosoknya, semangat Hiroshima hidup kembali, seorang anak yang menjadikan ingatan, keberanian, dan perdamaian sebagai warisan untuk dunia.