Usia Shun kini sama dengan usia buyutnya, Yuriko Sasaki, ketika ia tertimbun reruntuhan rumah akibat ledakan bom.
Rumah Yuriko terletak sekitar 1,5 kilometer dari titik ledakan utama atau hypocentre.
Ia selamat dari peristiwa itu, namun kemudian harus berjuang melawan berbagai penyakit, termasuk kanker payudara dan kanker usus besar sebelum meninggal pada 2002 di usia 69 tahun.
Cerita tentang keteguhan hidup buyutnya menjadi sumber inspirasi bagi Shun untuk terus menyampaikan pesan perdamaian kepada dunia.
Ledakan bom uranium di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 menewaskan sekitar 78.000 orang seketika.
Hingga akhir tahun 1945 jumlah korban mencapai sekitar 140.000 jiwa akibat paparan radiasi.
Tiga hari kemudian, Amerika Serikat kembali menjatuhkan bom atom kedua di Nagasaki.
Upaya Shun tidak hanya menyentuh warga Jepang, tetapi juga wisatawan dari berbagai negara.
Seorang turis asal Kanada bernama Chris Lowe mengaku bahwa tur yang dipandu Shun memberinya pemahaman yang lebih mendalam dibanding sekadar membaca keterangan di museum.
“Mendengar langsung kisah keluarganya membuat semuanya terasa nyata dan sangat pribadi. Itu luar biasa sekali karena ia mau berbagi cerita tersebut,” ujarnya.