Pavilion seluas 1.750 meter persegi ini memiliki bentuk menyerupai kapal dan dibangun menggunakan bahan ramah lingkungan, termasuk eco-wood yang terbuat dari campuran limbah plastik dan sekam padi.
Keunggulan Pavilion Indonesia terletak pada konsep pamerannya yang mengangkat tema Nature, Culture, Future.
Kurasi dilakukan oleh Didit Hediprasetyo Foundation dengan dukungan berbagai seniman dan kreator Indonesia.
Seperti Nyoman Nuarta, Nasirun, dan Indieguerillas yang ikut berpartisipasi dalam mempresentasikan kekayaan biodiversitas atau kekayaan hayati Indonesia.
Desain awal sempat mengalami beberapa penyesuaian agar sesuai dengan ketentuan tinggi bangunan di area Expo yang maksimal 16 meter.
“Desain pavilion kami sesuaikan karena batas tinggi maksimal 16 meter, jadi bagian depan yang semula lancip dipotong dan bilah-bilah miring diubah menjadi tegak demi kekuatan struktur,” ucap Vivi.
Meski bentuk akhirnya berbeda dari rancangan awal, hasilnya tetap dinilai menarik dan fungsional.
Penghargaan Silver Award ini menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menghadirkan desain pameran yang kuat meski menghadapi keterbatasan teknis.
Selama enam bulan pelaksanaan Expo, Pavilion Indonesia mencatat komitmen investasi sebesar 28,3 miliar dollar Amerika.
Selain itu, kegiatan bisnis dan promosi yang berlangsung menghasilkan banyak memorandum of understanding (MoU) serta joint statement dengan berbagai mitra internasional.