Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Jumlah Turis Asing ke Jepang Tembus 31 Juta, tapi Hadapi Masalah Overtourism

Kompas.com - 16/10/2025, 13:05 WIB

OHAYOJEPANG - Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Jepang dari Januari hingga September 2025 mencapai sekitar 31,65 juta orang.

Angka ini naik 17,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan menjadi laju pertumbuhan tercepat dalam sejarah.

Pemerintah Jepang menyebut pencapaian ini sebagai rekor baru karena untuk pertama kalinya jumlah wisatawan mancanegara melampaui angka 30 juta hanya dalam waktu sembilan bulan.

Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh melemahnya nilai yen yang membuat biaya wisata ke Jepang menjadi lebih terjangkau, serta lonjakan wisatawan asal China.

Data Japan National Tourism Organization (JNTO) menunjukkan jumlah wisatawan sepanjang tahun ini hampir pasti melampaui rekor sebelumnya sebanyak 36,87 juta pada 2024.

Bahkan, angka tersebut diperkirakan bisa menembus kisaran 40 juta kunjungan pada akhir tahun.

Baca juga:

Rekor Belanja Wisata dan Tantangan Baru

Lonjakan wisatawan juga berdampak pada peningkatan belanja wisata yang mencatat rekor baru.

Total pengeluaran wisatawan asing untuk akomodasi, belanja, dan konsumsi lainnya selama sembilan bulan pertama 2025 mencapai 6,9 triliun yen (sekitar Rp 758 triliun).

Jumlah ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah pariwisata Jepang.

Namun, meningkatnya arus wisatawan menimbulkan persoalan baru di berbagai kota besar.

Fenomena overtourism mulai terasa di kawasan urban dengan munculnya masalah kepadatan, sampah, dan keterbatasan kapasitas penginapan.

Pemerintah Jepang menilai penyebaran wisatawan ke wilayah regional menjadi tugas mendesak agar pariwisata tidak hanya terpusat di kota besar.

Langkah lain yang juga sedang ditempuh adalah peningkatan kapasitas akomodasi di berbagai daerah.

Wisatawan berjalan di pusat perbelanjaan Kota Gotemba, Prefektur Shizuoka, dengan latar belakang Gunung Fuji, (28/11/2024). Gunung Fuji terletak sekitar 100 km barat daya Tokyo.
Wisatawan berjalan di pusat perbelanjaan Kota Gotemba, Prefektur Shizuoka, dengan latar belakang Gunung Fuji, (28/11/2024). Gunung Fuji terletak sekitar 100 km barat daya Tokyo.

Wisatawan Asal China Paling Banyak

Berdasarkan data JNTO, wisatawan asal China menempati peringkat teratas dengan sekitar 7,49 juta kunjungan.

Angka itu naik 42,7 persen dibanding tahun sebelumnya.

Posisi kedua ditempati Korea Selatan dengan sekitar 6,79 juta wisatawan, meningkat 5 persen, diikuti Taiwan dengan 5,04 juta kunjungan atau naik 9,8 persen.

Pada September 2025 saja, jumlah wisatawan asing mencapai sekitar 3,27 juta orang.

Angka ini naik 13,7 persen dibanding tahun sebelumnya dan menjadi pertama kalinya jumlah kunjungan pada bulan September melampaui 3 juta orang.

Sekitar 65 persen wisatawan yang datang pada bulan itu berasal dari negara-negara Asia Timur.

Kunjungan sempat melambat ke pertumbuhan satu digit pada awal tahun karena beredar rumor kemungkinan bencana alam besar yang akan terjadi di Jepang selama musim panas.

Namun, tingkat pertumbuhan kembali meningkat ke dua digit pada Agustus dan September.

Rata-rata pengeluaran wisatawan asing pada kuartal hingga September tercatat sebesar 219.428 yen (Rp 24 juta) per orang, turun tipis 0,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Wisatawan asal Jerman mencatat pengeluaran tertinggi dengan rata-rata 435.512 yen, diikuti wisatawan dari Inggris sebesar 360.054 yen, dan Spanyol sebesar 354.793 yen.

Respons Publik dan Upaya Pemerintah Jepang

Pemerintah Jepang menargetkan dapat menarik 60 juta wisatawan asing dan mencapai total belanja wisata 15 triliun yen pada tahun 2030.

Namun, meningkatnya jumlah wisatawan juga memunculkan berbagai persoalan sosial di berbagai daerah, seperti kepadatan, sampah, dan kebisingan.

Survei yang dilakukan One Inc. pada awal Juli terhadap 1.000 responden menunjukkan bahwa 62 persen masyarakat Jepang memiliki pandangan negatif terhadap meningkatnya jumlah wisatawan asing.

Sebagian besar responden menilai masalah utama terletak pada etika wisatawan dan kekhawatiran terhadap keamanan publik.

Sebagai langkah antisipasi, sejumlah pemerintah daerah mulai memasang papan bergambar atau pictogram di dekat tempat sampah dan lokasi wisata untuk menjelaskan tata tertib dengan cara yang mudah dipahami wisatawan asing.

Langkah ini diharapkan bisa membantu memperbaiki pemahaman wisatawan terhadap kebiasaan dan aturan di Jepang.

Yoshihiro Sataki, profesor di Josai International University, menekankan pentingnya komunikasi budaya agar wisatawan memahami nilai dan norma masyarakat Jepang.

Menurutnya, pariwisata berkelanjutan hanya dapat terwujud jika wisatawan dan penduduk lokal sama-sama merasa bahagia dan saling menghormati.

© Kyodo News

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.