Fenomena overtourism mulai terasa di kawasan urban dengan munculnya masalah kepadatan, sampah, dan keterbatasan kapasitas penginapan.
Pemerintah Jepang menilai penyebaran wisatawan ke wilayah regional menjadi tugas mendesak agar pariwisata tidak hanya terpusat di kota besar.
Langkah lain yang juga sedang ditempuh adalah peningkatan kapasitas akomodasi di berbagai daerah.
Berdasarkan data JNTO, wisatawan asal China menempati peringkat teratas dengan sekitar 7,49 juta kunjungan.
Angka itu naik 42,7 persen dibanding tahun sebelumnya.
Posisi kedua ditempati Korea Selatan dengan sekitar 6,79 juta wisatawan, meningkat 5 persen, diikuti Taiwan dengan 5,04 juta kunjungan atau naik 9,8 persen.
Pada September 2025 saja, jumlah wisatawan asing mencapai sekitar 3,27 juta orang.
Angka ini naik 13,7 persen dibanding tahun sebelumnya dan menjadi pertama kalinya jumlah kunjungan pada bulan September melampaui 3 juta orang.
Sekitar 65 persen wisatawan yang datang pada bulan itu berasal dari negara-negara Asia Timur.
Kunjungan sempat melambat ke pertumbuhan satu digit pada awal tahun karena beredar rumor kemungkinan bencana alam besar yang akan terjadi di Jepang selama musim panas.