Guru gizi melakukan pendampingan khusus bagi siswa yang mengalami obesitas, kekurangan gizi, atau alergi makanan.
Pendekatan ini membantu anak-anak memperbaiki kebiasaan makan secara berkelanjutan.
Sejalan dengan penguatan kebijakan shokuiku, sistem guru gizi dan nutrisi sekolah mulai diberlakukan pada tahun 2005.
Guru gizi dan nutrisi berperan sebagai pengajar sekaligus pengelola makan siang sekolah.
Mereka tidak hanya memastikan makanan bergizi dan higienis, tetapi juga memanfaatkan makan siang sebagai sarana belajar interaktif yang mendukung pendidikan gizi di kelas.
Dalam kesehariannya, guru gizi dan nutrisi menggunakan keahlian di bidang pendidikan, gizi, dan pengelolaan makanan untuk memberikan bimbingan dan koordinasi.
Mereka bekerja sama dengan staf sekolah, keluarga siswa, dan masyarakat sekitar agar pendidikan gizi berjalan efektif.
Peran guru gizi dalam program ini adalah sebagai berikut:
1. Kepemimpinan dalam gizi dan edukasi
Mereka memberikan panduan tentang makanan melalui buku teks dan bimbingan saat jam makan siang.