Semua model uji sebelumnya memiliki kursi yang dapat direbahkan, tetapi versi baru ini beralih ke desain yang lebih sederhana dan ringan.
Perusahaan juga menjelaskan bahwa bantalan kursi akan dibuat lebih lembut dibandingkan dengan kursi pada Tokaido Shinkansen.
Langkah ini dilakukan agar berat tubuh penumpang bisa terdistribusi secara merata meski posisi duduk tetap selama perjalanan.
Desain interior dan kenyamanan duduk masih akan disempurnakan setelah serangkaian uji coba lanjutan.
Kereta Linear Chuo Shinkansen akan menggunakan teknologi levitasi magnetik superkonduktor atau superconducting magnetic levitation.
Teknologi tersebut memungkinkan kereta melayang di atas rel dan melaju tanpa gesekan dengan kecepatan hingga 500 kilometer per jam.
Perjalanan antara Tokyo dan Nagoya bisa ditempuh dalam waktu sekitar 40 menit dengan kecepatan ini.
JR Central sebelumnya menargetkan jalur Tokyo-Nagoya selesai pada 2027.
Namun, target tersebut ditunda karena adanya sengketa konstruksi yang berkepanjangan di salah satu bagian jalur.
Akibatnya, jadwal peluncuran kemungkinan mundur hingga 2034 atau bahkan lebih lama.
Jalur ini pada akhirnya akan diperpanjang hingga Osaka di wilayah barat Jepang setelah rute utama Tokyo–Nagoya selesai dibangun.
© Kyodo News