Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

Jepang Butuh 40.000 Pekerja Indonesia, Gaji Bisa Tembus Rp 55 Juta per Bulan

Kompas.com - 03/10/2025, 12:22 WIB

OHAYOJEPANG - Kementerian Transmigrasi membuka peluang lebih luas bagi transmigran Indonesia untuk bekerja di Jepang.

Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara menyebut gaji tenaga kerja Indonesia di Jepang berada di kisaran Rp 25 juta hingga Rp 55 juta per bulan.

Besaran gaji ini bergantung pada keterampilan dan keahlian masing-masing pekerja.

Saat ini, lebih dari 100 transmigran sudah bekerja di berbagai sektor di Jepang. Pemerintah berharap jumlah tersebut meningkat seiring kebutuhan tenaga kerja asing di Negeri Sakura.

Baca juga:

Jepang Butuh 40.000 Tenaga Kerja dari Indonesia

Dalam pertemuan dengan Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) di Osaka pada 28 September 2025, Menteri Iftitah menyampaikan bahwa Jepang membutuhkan hingga 40.000 tenaga kerja asal Indonesia.

Sejauh ini baru sekitar 25.000 pekerja Indonesia yang terserap di 24 sektor, mulai dari pertanian, kelautan, konstruksi, hingga perawatan.

"Dan yang lebih menarik dan membahagiakan kita saat ini adalah bahwa ternyata mereka, masyarakat Jepang sangat nge-value (menilai) tenaga kerja di Indonesia karena keramah tamahannya, hospitality-nya. Bahkan kita dianggap nomor satu di antara bangsa-bangsa yang lain sebagai tenaga kerja yang hadir di Jepang," ungkap Iftitah.

Skema Magang 2 Hingga 10 Tahun

Pemerintah juga menyiapkan skema pemagangan bagi transmigran Indonesia di Jepang. Program ini menawarkan pilihan masa magang selama 2, 3, 5, hingga 10 tahun.

"Kami ingin para transmigran itu nanti belajar ke Jepang, melakukan pemagangan. Ada beberapa skema, ada yang 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun atau bahkan 10 tahun," ujar Iftitah melansir siaran pers Kementerian Transmigrasi yang diterima Ohayo Jepang, (29/9/2025).

Melalui program magang, transmigran diharapkan bisa menambah keterampilan, memperluas pengetahuan, serta membangun jaringan yang lebih luas.

Setelah menyelesaikan program, mereka diharapkan kembali ke Tanah Air dan berkontribusi dalam pengembangan kawasan transmigrasi.

Menurut Iftitah, pengalaman kerja di Jepang akan menjadi bekal penting bagi transmigran.

Mereka tidak hanya membawa keterampilan baru, melainkan juga wawasan tentang budaya kerja dan sistem industri Jepang.

Investasi Jepang di Kawasan Transmigrasi

Dalam kesempatan yang sama, Jepang menawarkan program magang di sektor pertanian dan kelautan selama 3 hingga 5 tahun.

Program ini memungkinkan transmigran mempelajari teknologi dan mekanisasi modern milik perusahaan Jepang.

Setelah kembali ke Indonesia, mereka akan bekerja di perusahaan Jepang yang menanamkan investasi di kawasan transmigrasi.

Iftitah menyebut skema ini memberikan dua keuntungan sekaligus atau double benefit.

Pertama, transmigran mendapatkan keterampilan kerja yang terlatih sesuai budaya dan sistem Jepang.

Kedua, investor Jepang akan menanamkan modal di kawasan transmigrasi Indonesia.

Sebagai langkah konkret, Iftitah menyampaikan bahwa pada Oktober mendatang pihak Jepang akan datang ke Indonesia untuk melakukan penandatanganan nota kesepahaman.

Kesepakatan ini diharapkan menjadi pintu masuk kerja sama yang lebih erat antara pemerintah Indonesia dan Jepang, khususnya dalam bidang transmigrasi, pemagangan, dan investasi.

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.