Stempel itu seakan berbisik, “Ya, kamu pernah ada di sini.”
Suatu hari, saat sedang asyik menekan stempel, perhatian saya tertuju pada seseorang di sebelah.
Ia tidak menggunakan bantalan tinta, melainkan hanya menempelkan ponsel pada barcode.
Rasa ingin tahu membawa saya mencari tahu, dan ternyata ia sedang mengoleksi stempel digital.
Penemuan ini membuat saya kagum karena Jepang mampu mengubah aktivitas sederhana menjadi lebih modern.
Saya pun mencobanya dan akhirnya ikut bangga bisa mengoleksi stempel di buku catatan sekaligus di ponsel.
Kembali ke Indonesia membuat saya sadar bahwa hal seperti ini jarang ditemui.
Mengoleksi stempel ternyata bukan sekadar aktivitas kecil, melainkan cara membuat perjalanan lebih interaktif dan bermakna.
Aktivitas sederhana itu menjadi hobi yang tidak terduga.
Stempel-stempel yang terkumpul berubah menjadi cara unik untuk merekam perjalanan.