Dalam kesempatan yang sama, Menteri Iftitah menyebut Jepang saat ini membutuhkan hingga 40.000 tenaga kerja dari Indonesia.
Namun, sejauh ini baru 25.000 pekerja Indonesia yang terserap di 24 sektor di Jepang, mulai dari pertanian, kelautan, konstruksi, hingga perawatan.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa masyarakat Jepang sangat menghargai kehadiran tenaga kerja asal Indonesia.
"Dan yang lebih menarik dan membahagiakan kita saat ini adalah bahwa ternyata
mereka, masyarakat Jepang sangat nge-value (menilai) tenaga kerja di Indonesia
karena keramah tamahannya, hospitality-nya. Bahkan kita dianggap nomor satu di antara bangsa-bangsa yang lain sebagai tenaga kerja yang hadir di Jepang," ungkap Iftitah.
Jepang juga menawarkan agar transmigran Indonesia dapat magang di sektor pertanian dan kelautan selama 3 hingga 5 tahun.
Dalam program ini, transmigran akan diperkenalkan dengan teknologi dan mekanisasi modern milik perusahaan Jepang.
Setelah kembali ke Indonesia, mereka akan bekerja di perusahaan Jepang yang berinvestasi di kawasan transmigrasi.
Para transmigran tidak hanya mendapatkan keterampilan baru, melainkan juga peluang kerja di tanah air melalui kehadiran investor Jepang.
Iftitah menyebut skema ini memberikan dua keuntungan sekaligus atau double benefit.
Pertama, transmigran mendapatkan keterampilan kerja yang terlatih sesuai budaya dan sistem Jepang.
Kedua, investor Jepang akan menanamkan modal di kawasan transmigrasi Indonesia.
Sebagai langkah konkret, Iftitah menyampaikan bahwa pada Oktober mendatang pihak Jepang akan datang ke Indonesia untuk melakukan penandatanganan nota kesepahaman.
Kesepakatan ini diharapkan menjadi pintu masuk kerja sama yang lebih erat antara pemerintah Indonesia dan Jepang, khususnya dalam bidang transmigrasi, pemagangan, dan investasi.
@ohayo_jepang Kerja di Jepang? Jangan Asal Follow Sosmed Rekan Kerjamu! Di budaya kerja Jepang, kehidupan pribadi dan pekerjaan dipisah dengan sangat jelas. Follow-followan di Instagram atau Twitter sama atasan bisa dianggap kurang sopan, apalagi kalau gak izin dulu. 📌 Banyak orang Jepang merasa sosmed itu ruang pribadi, gak sembarangan dibagi kesiapapun. Jadi, tindakan yang biasanya normal aja di Indonesia, bisa bikin canggung atau bahkan dinilai tidak profesional di Jepang. 💡 Kalau kamu kerja di Jepang, lebih baik tahan dulu jari kamu buat follow-followan. Kecuali… rekan kerja kamu yang mulai duluan 😅 📖 Baca selengkapnya soal etika bersosmed di kantor Jepang, di artikel Ohayo Jepang, link di bio ya! Kreator Konten: Salma Aichi, Zahra Permata J Produser: Siti Annisa Penulis: Yuharrani Aisyah #OhayoJepang #KagetGakTuh #HidupdiJepang #KerjadiJepang #MagangdiJepang #BudayaJepang #LowonganKerjaJepang #jepang2025 ♬ suara asli - Ohayo Jepang