OHAYOJEPANG - Pemerintah Jepang memutuskan untuk memperbolehkan penggunaan buku teks digital sepenuhnya di sekolah.
Kebijakan ini rencananya akan diperkenalkan di sekolah dasar negeri pada tahun ajaran 2030.
Keputusan tersebut disetujui oleh kelompok kerja Kementerian Pendidikan Jepang.
Lewat aturan baru ini, dewan pendidikan daerah dapat memilih untuk menggunakan buku teks digital sepenuhnya, mengombinasikannya dengan buku cetak, atau memakai buku cetak saja.
Dewan Pusat Pendidikan menilai kebijakan tersebut akan memperluas pilihan buku teks dan memfasilitasi pembelajaran yang semakin sesuai dengan era digital.
Menurut Kyodo News (24/9/2025), buku teks digital juga diyakini dapat membuka peluang munculnya metode pengajaran yang lebih kreatif.
Namun, ada kekhawatiran dari sejumlah ahli yang menilai penggunaan digital bisa menambah beban guru dan penerbit.
Selain itu, muncul pula risiko kesehatan bagi siswa, seperti gangguan penglihatan akibat penggunaan perangkat dalam jangka panjang.
Baca juga:
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Jepang berencana mengajukan rancangan undang-undang untuk mengubah aturan terkait pada sidang Diet biasa tahun 2026.
Saat ini buku teks digital sudah digunakan di sekolah, tetapi hanya sebagai bahan ajar alternatif.
Formatnya berupa salinan dari buku cetak yang sudah disetujui, dengan tambahan fitur seperti pembacaan otomatis.
Dalam sistem baru, buku teks digital dan bahan ajar yang diakses melalui kode QR di buku cetak akan masuk ke proses penyaringan resmi.
Langkah ini diambil agar kualitas konten tetap terjaga sesuai standar pemerintah.
Kementerian juga akan menyusun panduan penggunaan bahan ajar digital di kelas.
Kelompok kerja menilai panduan tersebut penting agar penggunaannya sesuai dengan karakteristik tiap mata pelajaran serta tahap perkembangan siswa.
© Kyodo News
@ohayo_jepang Ngopi = Meet up & Chit-Chat Bareng Temen? Nggak Berlaku di Jepang! Di Indonesia, coffee shop sering jadi tempat untuk ngobrol bareng teman, rapat santai, atau sekadar seru-seruan sambil pesan es kopi susu. Tapi beda halnya di Jepang. Budaya ngopi di sana lebih personal: ✅ Datang sendiri ✅ Suasana tenang ✅ Fokus untuk baca buku, kerja, atau sekadar menikmati kopi tanpa gangguan. Coffee shop di Jepang jadi tempat me time, bukan ajang kumpul-kumpul. Itulah kenapa kamu jarang nemu suasana ramai atau bising di sana. 📌 Jadi, kalau ke Jepang dan suasana cafenya sunyi, jangan kaget ya — kamu sedang ada di zona recharge khas Jepang. Polling: Kamu tim ngopi rame-rame atau me time sendirian? A. Rame-rame lebih seruu B. Sendiri aja, mau me time! Kreator Konten: Salma Aichi Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: Yuharrani Aisyah #OhayoJepang #HidupdiJepang #KerjadiJepang #MagangdiJepang #Tinggaldijepang #BudayaJepang ♬ เสียงต้นฉบับ - kittikmr - veesun95