Biro kesehatan Tokyo mendukung target ini lewat program publik “Walking Map” yang mendorong masyarakat lebih banyak berjalan.
Ketepatan waktu adalah salah satu ciri paling menonjol dalam kehidupan di Jepang.
Kereta berangkat sesuai jadwal, rapat dimulai tepat waktu, bahkan pertemuan santai jarang sekali molor.
Bagi orang Indonesia yang terbiasa dengan konsep “jam karet,” hal ini bisa terasa menyenangkan sekaligus menegangkan.
Data Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata (MLIT) menunjukkan rata-rata keterlambatan kereta utama di Jepang kurang dari satu menit per tahun.
Budaya presisi ini terbawa ke rutinitas kerja, di mana terlambat lima menit saja bisa dianggap tidak sopan.
Sebagian besar orang Indonesia akhirnya menghargai kepastian ini, meski pada awalnya merasa terbebani.
Tekanan untuk selalu tepat waktu memang bisa melelahkan, tetapi memberi rasa aman dalam beraktivitas.
Kebersihan di Jepang bukan hanya urusan pribadi, tetapi kebiasaan kolektif.
Mulai dari melepas sepatu sebelum masuk rumah hingga ikut kerja bakti lingkungan, semua orang memegang tanggung jawab yang sama.