OHAYOJEPANG - Huruf katakana digunakan untuk menuliskan berbagai hal dalam bahasa Jepang, mulai dari kata serapan hingga istilah teknis.
Katakana (片仮名) adalah salah satu dari tiga sistem penulisan Jepang, bersama dengan hiragana dan kanji.
Bentuknya tajam dan sederhana, membuat katakana mudah dikenali dalam teks berbahasa Jepang.
Artikel ini membahas sejarah, penggunaan, hingga fakta menarik tentang katakana.
Baca juga:
Katakana pertama kali muncul pada abad ke-9, pada masa periode Heian.
Saat itu, para biksu Buddha ingin menyederhanakan pembacaan kitab berbahasa China.
Mereka menciptakan metode untuk mewakili suku kata Jepang dengan memanfaatkan bagian-bagian dari karakter kanji.
Sistem tersebut dikenal dengan nama man’yōgana, yaitu penggunaan karakter kanji berdasarkan nilai fonetiknya.
Seiring waktu, para biksu hanya menggunakan sebagian karakter kanji untuk memudahkan pembacaan.
Langkah ini menghasilkan sistem tulisan yang lebih sederhana dan efisien hingga lahirlah katakana.
Sebagai contoh, karakter katakana “カ” (ka) berasal dari potongan kanji “加”.
Pada awalnya, katakana dianggap lebih formal dan akademik dibandingkan hiragana.
Tulisan ini sering digunakan dalam dokumen resmi maupun teks keagamaan.
Namun, seiring waktu, peran katakana dalam dokumen resmi berkurang.
Perubahan itu terjadi bersamaan dengan makin banyaknya kata asing masuk ke dalam kosakata Jepang.
Sejak saat itu, katakana berkembang menjadi sistem tulisan yang penting dalam komunikasi sehari-hari.
Katakana memiliki 46 karakter dasar yang masing-masing mewakili satu suku kata.
Huruf katakana digunakan untuk beberapa tujuan utama, antara lain:
Kata Serapan dan Nama Asing
Katakana dipakai untuk menuliskan kata dan nama asing dalam bahasa Jepang.
Contohnya, kata television ditulis menjadi “テレビ” (terebi) dan nama Michael ditulis “マイケル” (Maikeru).
Istilah Ilmiah dan Teknologi
Katakana juga digunakan untuk menulis istilah teknis dalam ilmu pengetahuan, medis, dan teknologi.
Penulisannya membantu membedakan istilah tersebut agar lebih jelas.
Onomatopeia
Bahasa Jepang kaya akan ekspresi bunyi atau keadaan.
Ekspresi ini biasanya ditulis dengan katakana, misalnya “ドキドキ” (dokidoki) untuk menggambarkan detak jantung.
Penekanan dalam Teks
Katakana dapat digunakan untuk menekankan kata atau frasa tertentu dalam teks.
Fungsinya mirip dengan huruf miring dalam bahasa Inggris.
Selain sejarah dan penggunaannya, ada sejumlah fakta menarik yang membuat katakana berbeda dengan sistem tulisan Jepang lainnya.
Fakta-fakta berikut menunjukkan bagaimana katakana berkembang dari masa lalu hingga tetap relevan di era modern:
Baik katakana maupun hiragana sama-sama berasal dari sistem man’yōgana.
Hiragana berkembang dari gaya kursif kanji, sedangkan katakana berasal dari bagian tertentu kanji yang lebih tajam dan ringkas.
Perbedaan asal-usul ini membuat karakter katakana lebih kaku dibandingkan hiragana.
Katakana diadaptasi untuk menuliskan suara yang tidak ada dalam bahasa Jepang.
Salah satu contohnya adalah huruf “ヴ” (vu) yang dipakai untuk menyalin kata asing.
Dengan begitu, kata pinjaman bisa ditranskripsikan lebih akurat.
Katakana sering dipakai dalam sistem komputer awal dan tampilan digital.
Struktur karakternya yang sederhana membuat huruf ini mudah ditampilkan pada perangkat dengan keterbatasan tampilan.
Peran ini menunjukkan fleksibilitas katakana dalam perkembangan teknologi.
Katakana kerap digunakan dalam branding dan periklanan di Jepang.
Pemakaian katakana memberi kesan modern dan internasional pada produk atau layanan.
Hal ini membuktikan bahwa katakana bukan hanya sekadar sistem penulisan, tetapi juga bagian dari strategi komunikasi budaya.
Referensi:
@ohayo_jepang 📶 Kehabisan kuota pas lagi liburan di Jepang?! Bagi orang asing, akses internet itu segalanya! Mulai dari cari arah, translate bahasa Jepang, sampai hubungi orang rumah. Tenang… Jepang punya banyak spot Wi-Fi gratis yang bisa kamu pakai🤩 📌EITSS.. Simpan dulu info ini biar tau Free Wi-Fi spot di Jepang sebelum berangkat ke sana✈️ 1. Tokyo Free Wi-Fi Bisa diakses di area ramai seperti di taman, museum, pelabuhan, bandara, sampai jalanan 📍Di Shinjuku, Asakusa, Shibuya, Harajuku, Roppongi, Odaiba, Tama, Ginza, Ueno, Akihabara, dan pulau-pulau yang masuk wilayah Tokyo. Cukup registrasi lewat email atau akun media sosial. 2. JR-East Free Wi-Fi 📍Tersedia di stasiun JR East dan Tokyo Monorail di Jepang, Pusat Layanan Perjalanan JR East, Narita Express, dan Shinkansen JR East tertentu. Gratis 3 jam per sesi—kalau habis, bisa daftar ulang. 3. Free Wi-Fi Passport Khusus untuk turis asing. Ada lebih dari 400.000 spot 📍di berbagai area di penjuru Jepang seperti restoran, kafe, stasiun kereta, dan lokasi lain. Tiap akses butuh password yang bisa didapat lewat email atau nomor HP (hati-hati pulsa kalau roaming ya!). 4. Tokyo Metro Free Wi-Fi 📍Tersedia di 61 stasiun Tokyo Metro seperti Akihabara, Asakusa, Ginza, Ikebukuro, dan Tokyo. Cocok banget kalau kamu sering naik subway selama di sana. 5. Japan Wi-Fi Auto Connect (Aplikasi) Japan Wi-fi Auto Connect merupakan aplikasi yang menghubungkan kamu ke wifi gratis di seluruh Jepang. Layanan ini gratis. Kamu bisa memanfaatkan aplikasi tersebut untuk terkoneksi dengan provider wifi gratis apa saja 📍Di seluruh Jepang. Cukup registrasi sekali, selanjutnya tinggal auto-connect tanpa ribet. Tips: Daftar aplikasi atau akses Wi-Fi ini sebelum keluar hotel, saat masih ada jaringan internet. Beberapa layanan juga butuh koneksi awal untuk aktivasi. Kreator Konten: Salma Aichi Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #Tinggaldijepang #KerjadiJepang #HidupdiJepang #LiburandiJepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang