Onomatopeia
Bahasa Jepang kaya akan ekspresi bunyi atau keadaan.
Ekspresi ini biasanya ditulis dengan katakana, misalnya “ドキドキ” (dokidoki) untuk menggambarkan detak jantung.
Penekanan dalam Teks
Katakana dapat digunakan untuk menekankan kata atau frasa tertentu dalam teks.
Fungsinya mirip dengan huruf miring dalam bahasa Inggris.
Selain sejarah dan penggunaannya, ada sejumlah fakta menarik yang membuat katakana berbeda dengan sistem tulisan Jepang lainnya.
Fakta-fakta berikut menunjukkan bagaimana katakana berkembang dari masa lalu hingga tetap relevan di era modern:
Baik katakana maupun hiragana sama-sama berasal dari sistem man’yōgana.
Hiragana berkembang dari gaya kursif kanji, sedangkan katakana berasal dari bagian tertentu kanji yang lebih tajam dan ringkas.
Perbedaan asal-usul ini membuat karakter katakana lebih kaku dibandingkan hiragana.
Katakana diadaptasi untuk menuliskan suara yang tidak ada dalam bahasa Jepang.
Salah satu contohnya adalah huruf “ヴ” (vu) yang dipakai untuk menyalin kata asing.
Dengan begitu, kata pinjaman bisa ditranskripsikan lebih akurat.