80 ml air
Variasi tradisional: sebagian daerah mencampurkan yomogi (daun artemisia) cincang atau labu kuning tumbuk ke dalam adonan.
1. Campurkan tepung terigu dan soda kue, lalu ayak. Pengayakan membantu butiran menjadi halus dan membuat adonan mengembang merata saat dikukus.
2. Dalam mangkuk, kocok lepas telur, lalu masukkan gula merah bubuk, cuka, madu, dan air. Aduk hingga gula larut. Campuran ini menjadi dasar warna cokelat gelap dan aroma karamel.
3. Masukkan ayakan tepung dan soda kue secara bertahap, aduk sampai tidak ada gumpal. Adonan yang baik terasa agak kental dan mengalir pelan dari spatula.
4. Lapisi saringan atau keranjang kecil dengan kain tipis. Tuang adonan ke dalamnya. Didihkan kukusan sampai uap kuat. Bungkus tutup kukusan dengan kain agar uap air tidak menetes ke permukaan kue. Ini kunci permukaan kue tetap mulus.
5. Kukus sekitar 40 menit. Panas dan uap akan mengaktifkan soda kue hingga adonan naik dan merekah.
6. Tusuk bagian tengah dengan tusuk sate bambu. Bila keluar bersih, kue matang. Angkat dan biarkan hangat sebentar sebelum dipotong.
Saat hangat, teksturnya lembut dan wangi. Saat dingin, teksturnya menjadi lebih padat-kenyal, cocok untuk bekal.
Fukuregashi paling enak dimakan hangat tanpa tambahan apa pun agar rasa gula merah dan madunya menonjol.