Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Fenomena Koper Terbengkalai di Jepang, Bikin Hotel dan Bandara Kewalahan

Kompas.com - 18/09/2025, 15:54 WIB

OHAYOJEPANG - Fenomena koper terbengkalai semakin sering terjadi di Jepang.

Melansir Mainichi (14/6/2025), banyak koper yang diduga ditinggalkan wisatawan asing menumpuk di Osaka.

Masalah ini menambah beban pengelola penginapan dan fasilitas umum yang harus memikirkan cara menanganinya.

Baca juga:

Koper Sulit Dibuang

Di Osaka, barang berukuran lebih dari 30 sentimeter dikategorikan sebagai sampah besar, sehingga tidak bisa dibuang bersama sampah rumah tangga.

Seorang pengelola penginapan menceritakan pengalamannya saat menemukan dua tamu asing meninggalkan koper di tempatnya.

Ia menegur dengan tegas, menyebut tindakan itu sebagai pembuangan ilegal yang termasuk pelanggaran hukum.

Namun, turis menjawab menantang, “Kalau begitu kami harus bagaimana?”.

Setelah perdebatan panjang, pengelola meminta saran dari kenalannya dan akhirnya merujuk tamu tersebut ke layanan daur ulang.

Meski masalah terselesaikan, ia mengaku frustrasi karena insiden semacam ini membuat pekerjaannya bertambah.

Ia juga menilai sulit mencari solusi pasti karena masalahnya kembali pada kesadaran individu.

Ilustrasi tas dan koper di stasiun kereta api. Fenomena koper terbengkalai di Jepang membuat hotel dan bandara kewalahan.
Ilustrasi tas dan koper di stasiun kereta api. Fenomena koper terbengkalai di Jepang membuat hotel dan bandara kewalahan.

Koper Terbengkalai Meningkat di Bandara

Fenomena serupa juga terjadi di bandara utama Jepang.

Menurut Asahi Shimbun (31/8/2025), jumlah koper terbengkalai meningkat sejak aturan masuk setelah pandemi Covid-19 dilonggarkan.

Narita Airport mencatat kenaikan dari 338 koper pada tahun fiskal 2021 menjadi 1.073 pada 2024.

Chubu Airport naik dari 22 koper menjadi 85 pada periode yang sama.

Sementara Kansai Airport mencatat rekor 816 koper pada 2024, meningkat drastis dari 221 pada 2021.

Koper yang tidak diambil diperlakukan sebagai barang mencurigakan.

Polisi menggunakan X-ray untuk memastikan tidak ada bahan berbahaya, lalu menyimpannya di kantor polisi sebagai barang hilang.

Proses pemeriksaan biasanya memakan waktu sekitar tiga jam dan sebagian besar koper ternyata kosong.

Chubu Airport juga memperketat aturan dengan menempelkan larangan membuang koper pada tempat sampah dalam bahasa Inggris dan Mandarin.

Sejak Oktober 2024, bandara ini bahkan membuka layanan khusus pengumpulan koper tak terpakai dengan biaya 1.200 yen (sekitar Rp 135.000) per koper.

Hingga akhir Juni 2025, layanan ini telah menerima 185 koper.

Daur Ulang Koper Terbengkalai

Tidak hanya bandara, beberapa hotel di Tokyo memilih langkah kreatif untuk mengurangi masalah koper terbengkalai.

Berdasarkan Straits Times (16/9/2025), Washington Hotel Akihabara sejak 2023 membagikan koper yang ditinggalkan atau tidak diinginkan tamu.

Program ini digelar tidak rutin, tetapi setiap kali diumumkan di media sosial, koper segera habis diambil dalam hitungan jam.

“Idealnya tidak ada koper yang tertinggal, tapi kami ingin memanfaatkan koper yang masih layak agar tidak menjadi sampah,” kata seorang kepala bagian layanan hotel.

Hotel Niwa Tokyo punya cara berbeda, yakni memanfaatkan koper bekas sebagai wadah tanaman di atap hotel.

Hotel ini menanam sembilan jenis sayuran dan rempah dengan mengisi tanah ke dalam koper dan memotong bagian sampingnya.

Hasil panennya disajikan di restoran hotel, sekaligus memperkenalkan cara pemanfaatan ulang koper yang lebih ramah lingkungan.

“Koper ini begitu kuat sehingga bisa dipakai untuk menanam sayuran. Kami ingin cara ini lebih dikenal luas,” ujar salah satu staf hotel.

Ilustrasi orang Jepang membawa koper di bandara. Terdapat layanan pengiriman koper dari Bandara Narita ke apartemen atau hotel berbagai kota di Jepang.
Ilustrasi orang Jepang membawa koper di bandara. Terdapat layanan pengiriman koper dari Bandara Narita ke apartemen atau hotel berbagai kota di Jepang.

Perlu Solusi Tambahan

Menurut Dr Takeshi Sakimoto, profesor studi pariwisata di Universitas Edogawa, lemahnya yen membuat koper buatan Jepang lebih terjangkau.

Selain itu, batasan berat bagasi maskapai juga mendorong wisatawan untuk meninggalkan koper mereka.

Ia menilai inisiatif hotel maupun bandara memang membantu, tetapi tidak cukup.

“Meminta wisatawan menahan diri saja tidak akan menyelesaikan masalah. Perlu sistem tambahan untuk mempercepat daur ulang koper terbengkalai,” katanya.

Masalah koper terbengkalai di Jepang diharapkan bisa ditangani lebih baik dengan langkah bersama dari pengelola hotel, bandara, dan pemerintah.

Sumber:

  • The Asahi Shimbun (https://www.asahi.com/ajw/articles/15967853)
  • Mainichi (https://mainichi.jp/english/articles/20250613/p2a/00m/0li/017000c)
  • The Straits Times (https://www.straitstimes.com/asia/east-asia/growing-veggies-in-suitcases-luggage-left-behind-by-tourists-in-japan-being-reused-given-away)
@ohayo_jepang Biar Liburan lancar jaya! Mau keliling Tokyo tapi takut salah pilih transportasi? Tenang, ada beberapa pilihan tiket yang bisa bikin perjalananmu lebih hemat! 🔹 Tokyo Subway Ticket → Buat kamu yang sering naik subway, ini paling worth it! 🔹 JR Pass → Cocok kalau kamu mau eksplor lebih jauh pakai shinkansen! 🔹 Welcome Suica → Tinggal tap, naik, dan jalan tanpa ribet beli tiket! Pilih yang mana nih buat trip ke Tokyo? Share di kolom komentar! ⬇️ Kreator Konten: Salma Aichi Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #Tinggaldijepang #KerjadiJepang #KebiasaanJepang #TrikSehat #FaktaJepang #goldenweek #traveljepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.