Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Pangeran Hisahito Jalani Upacara Kedewasaan, Pewaris Takhta Kekaisaran Jepang

Kompas.com - 06/09/2025, 19:19 WIB

Pangeran Hisahito membalas sapaan dengan senyum dan lambaian dari balik jendela mobil.

Ia kemudian menyampaikan kepada media bahwa dirinya lega karena rangkaian upacara berjalan lancar.

Orangtuanya merilis pernyataan melalui Badan Rumah Tangga Kekaisaran yang berisi rasa haru dan doa agar sang putra dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Pangeran Hisahito juga menjadi anggota keluarga kekaisaran pertama yang dewasa di bawah Undang-Undang Sipil Jepang yang direvisi.

Pada undang-udang itu, usia dewasa diturunkan dari 20 tahun menjadi 18 tahun sejak April 2022.

Penerus Takhta dari Generasi Muda

Sejak April, Pangeran Hisahito berkuliah di Universitas Tsukuba dengan jurusan Life and Environmental Sciences.

Minatnya terhadap dunia serangga membuat ia memilih bidang tersebut.

Sebagai anggota dewasa keluarga kekaisaran, ia mulai menjalani tugas resmi dan menghadiri upacara penting.

Jumlah anggota keluarga kekaisaran yang bertugas semakin sedikit karena perempuan kehilangan status kerajaan bila menikah dengan warga biasa.

Hal ini membuat posisi Pangeran Hisahito semakin penting dalam garis suksesi.

Ia merupakan satu-satunya pewaris laki-laki dari generasi mudanya.

Selain dirinya, pewaris lain adalah Putra Mahkota Fumihito yang berusia 59 tahun dan Pangeran Hitachi yang berusia 89 tahun.

© Kyodo News

@ohayo_jepang Pejabat Jepang salah ngomong lah kok langsung mundur?! 🙇‍♂️ Beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian Jepang Taku Etō mundur gara-gara slip of the tongue alias salah ngomong. 
Saat harga beras naik gila-gilaan, dia malah bilang: “Saya nggak pernah beli beras, selalu dikasih pendukung.” Publik langsung ngamuk karena dianggap nggak punya empati. Hasilnya, nggak lama, beliau pun resmi mengundurkan diri (The Japan Times, 20 Mei 2025). 🔑 Kenapa bisa segampang itu mundur?
Karena di Jepang ada budaya tanggung jawab (resign when at fault):
➡️ Saat pejabat melanggar kepercayaan publik, mundur dianggap langkah terhormat.
➡️ Bukan cuma politik, tapi juga bentuk pertanggungjawaban moral.
➡️ Makanya ada istilah: daijin o jinin suru (mengundurkan diri sebagai menteri) & sekinin o toru (mengambil tanggung jawab). Di Jepang, mundur bukan selalu karena tidak bisa bertahan, tapi sering jadi cara menjaga integritas diri sekaligus menyelamatkan muka institusi/partai. 
Gak heran, sejak 2000, 10 dari 33 Menteri Pertanian Jepang mundur gara-gara kasus atau komentar sensitif. Fyi nih, sistem parlementer Jepang juga bikin pergantian menteri relatif lebih mudah dibanding negara presidensial seperti U.S.
Itulah kenapa budaya “mundur” sudah jadi bagian dari politik moral Jepang. Polling: Kalau di Indonesia, budaya kayak gini sebaiknya ada juga nggak? Kreator Konten: Zahra Permata J Produser: Siti Annisa Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #HidupdiJepang #KerjadiJepang #MagangdiJepang #BudayaJepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.