Tidak lama setelah itu, orang tua sang anak juga menghubungi polisi. Anak tersebut akhirnya dipulangkan ke rumahnya dalam keadaan selamat.
Dalam upacara penyerahan penghargaan, Kepala Bagian Keamanan Hidup Kepolisian Kamo menyampaikan apresiasi atas aksi Abie dan Miftah.
Ia menegaskan bahwa kerja sama keduanya berperan penting dalam penyelamatan anak itu.
“Dua orang ini bekerja sama dengan baik sehingga anak tersebut bisa segera diselamatkan,” ujar pemagang perusahaan logam ini.
Pernyataan itu sekaligus menegaskan bahwa tindakan keduanya memberi dampak besar dalam penanganan cepat anak hilang.
Abie mengaku terkejut sekaligus senang saat mengetahui dirinya akan menerima penghargaan dari polisi.
“Saya kaget ketika mendengar kabar ini, sekaligus senang,” kata Abie.
Hal serupa disampaikan Miftah. Ia tidak menyangka tindakannya bersama Abie mendapat penghargaan resmi.
“Saya senang sekali. Ketika saya ceritakan ke keluarga di Indonesia, ibu saya sangat gembira,” ujarnya.
Pemberian penghargaan ini menjadi bukti bahwa keberanian, ketepatan, serta kerja sama Abie dan Miftah mendapat pengakuan.
Perusahaan tempat mereka bekerja juga menyebut penghargaan ini sebagai bentuk kebanggaan atas sikap peduli kedua karyawan asal Indonesia tersebut.
Sumber:
@ohayo_jepang Pejabat Jepang salah ngomong lah kok langsung mundur?! 🙇♂️ Beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian Jepang Taku Etō mundur gara-gara slip of the tongue alias salah ngomong. Saat harga beras naik gila-gilaan, dia malah bilang: “Saya nggak pernah beli beras, selalu dikasih pendukung.” Publik langsung ngamuk karena dianggap nggak punya empati. Hasilnya, nggak lama, beliau pun resmi mengundurkan diri (The Japan Times, 20 Mei 2025). 🔑 Kenapa bisa segampang itu mundur? Karena di Jepang ada budaya tanggung jawab (resign when at fault): ➡️ Saat pejabat melanggar kepercayaan publik, mundur dianggap langkah terhormat. ➡️ Bukan cuma politik, tapi juga bentuk pertanggungjawaban moral. ➡️ Makanya ada istilah: daijin o jinin suru (mengundurkan diri sebagai menteri) & sekinin o toru (mengambil tanggung jawab). Di Jepang, mundur bukan selalu karena tidak bisa bertahan, tapi sering jadi cara menjaga integritas diri sekaligus menyelamatkan muka institusi/partai. Gak heran, sejak 2000, 10 dari 33 Menteri Pertanian Jepang mundur gara-gara kasus atau komentar sensitif. Fyi nih, sistem parlementer Jepang juga bikin pergantian menteri relatif lebih mudah dibanding negara presidensial seperti U.S. Itulah kenapa budaya “mundur” sudah jadi bagian dari politik moral Jepang. Polling: Kalau di Indonesia, budaya kayak gini sebaiknya ada juga nggak? Kreator Konten: Zahra Permata J Produser: Siti Annisa Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #HidupdiJepang #KerjadiJepang #MagangdiJepang #BudayaJepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang