Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Summer

Merasakan Festival Musim Panas Jepang, Lihat Kembang Api Sumida dan Tari Tradisional

Kompas.com - 20/08/2025, 14:57 WIB

Dua festival ini menunjukkan bagaimana Jepang menjaga warisan lama sambil tetap relevan di masa kini.

Sebuah kuil portabel atau mikoshi dibawa melewati ribuan lentera yang dipajang pada hari kedua Mitama Matsuri. Festival “obon” musim panas selama empat hari ini merupakan salah satu yang terbesar di ibu kota, berlangsung di Kuil Yasukuni, Tokyo, pada 14 Juli 2024.
Sebuah kuil portabel atau mikoshi dibawa melewati ribuan lentera yang dipajang pada hari kedua Mitama Matsuri. Festival “obon” musim panas selama empat hari ini merupakan salah satu yang terbesar di ibu kota, berlangsung di Kuil Yasukuni, Tokyo, pada 14 Juli 2024.

Tarian, Lentera, dan Cerita Rakyat Jepang

Ada Awa Odori di Tokushima yang digelar pada 12–15 Agustus dan dikenal sebagai festival tari terbesar di Jepang.

Lebih dari sejuta orang datang untuk menyaksikan kelompok penari atau “ren” yang menari mengikuti irama shamisen, taiko, seruling, dan lonceng.

Di Aomori, Nebuta Matsuri berlangsung pada 2–7 Agustus dengan lentera raksasa berbentuk pahlawan legendaris dan makhluk mitologi.

Lampion bercahaya ini diarak keliling kota, mengundang penonton untuk ikut menari di sekitarnya.

Sendai pun punya Tanabata Festival dengan bambu yang dihiasi pita warna-warni dan tanzaku berisi doa dan harapan.

Pesta ini ditutup dengan kembang api pada 5 Agustus, menambah semarak perayaan.

Ketiga festival ini menampilkan betapa kayanya ekspresi budaya Jepang yang berpijak pada cerita rakyat.

Eiji Ohmatsudani dari kelompok Sasa-ren memimpin para penari di jalanan saat Festival Awa Odori di Tokushima. Awa Odori merupakan salah satu tarian dalam festival musim panas di Jepang. (13/8/2017)
Eiji Ohmatsudani dari kelompok Sasa-ren memimpin para penari di jalanan saat Festival Awa Odori di Tokushima. Awa Odori merupakan salah satu tarian dalam festival musim panas di Jepang. (13/8/2017)

Festival Jepang di Mata Orang Indonesia

Bagi pelancong asal Indonesia, matsuri menghadirkan suasana akrab sekaligus berbeda.

Langkah dengan geta di jalanan padat, warga memakai yukata, serta makanan seperti takoyaki atau kakigōri mengingatkan pada pasar malam di tanah air.

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.