Tokyo resmi dinobatkan sebagai kota terbaik di dunia untuk workation yakni bekerja sambil liburan.
Kota ini unggul berkat kecepatan internet, transportasi yang efisien, tingkat keamanan, hingga kekayaan budaya yang mendukung gaya kerja fleksibel.
Hadirnya visa digital nomad semakin memperkuat posisi Tokyo sebagai destinasi utama bagi pekerja jarak jauh.
Laporan terbaru Work from Anywhere Barometer 2025 menilai sejumlah faktor yang membuat Tokyo berhasil menempati peringkat teratas.
Baca juga:
Melansir Japan Times (19/8/2025), Tokyo berhasil menempati peringkat pertama dalam survei tahunan Work from Anywhere Barometer yang disusun oleh International Workplace Group (IWG).
Survei ini menilai 40 kota global berdasarkan beragam faktor, termasuk kecepatan internet, transportasi, fleksibilitas ruang kerja, serta akses terhadap visa digital nomad.
Tokyo mencatat skor tinggi pada aspek kecepatan broadband, kualitas transportasi publik, tingkat keamanan, dan kekayaan budaya.
Selain itu, kota ini juga menawarkan keseimbangan unik antara kehidupan perkotaan yang dinamis dengan akses mudah ke alam, mulai dari pegunungan, pantai, hingga taman nasional.
Faktor-faktor ini menjadikan Tokyo pilihan utama bagi pekerja jarak jauh yang ingin menikmati suasana kerja produktif sekaligus pengalaman hidup yang beragam.
Pencapaian ini cukup mengejutkan.
Pasalnya, Tokyo baru pertama kali masuk dalam daftar survei tersebut dan langsung menyalip kota populer seperti Budapest, Barcelona, Beijing, dan Paris.
IWG menyoroti bagaimana faktor wisata yang selama ini menarik turis, kini juga mendukung gaya kerja fleksibel.
IWG menilai 40 kota berdasarkan 12 kriteria yang mencakup jam matahari per tahun, kecepatan unduh internet, indeks kebahagiaan, hingga keberlanjutan lingkungan.
Selain itu, ketersediaan visa digital nomad serta kedekatan kota dengan pantai, gunung, atau taman nasional menjadi penilaian penting.
Biaya hidup juga masuk dalam pertimbangan; meliputi harga akomodasi, makanan, transportasi, dan kopi harian.
Menambahkan dari Conde Nast Traveller (13/8/2025), laporan IWG menunjukkan bahwa fleksibilitas kerja dapat meningkatkan produktivitas hingga 11 persen.
Sekitar 60 persen pekerja hibrid kini lebih cenderung memperpanjang liburan mereka untuk bekerja jarak jauh dibanding tahun sebelumnya.
Sebanyak 86 persen responden juga menyebut ketersediaan ruang kerja fleksibel sebagai faktor utama dalam memilih destinasi.
Hal ini memperlihatkan bahwa tren digital nomad terus berkembang dan tidak sekadar bekerja dari pantai, melainkan mencari ekosistem yang lengkap.
Berikut 10 kota terbaik di dunia untuk workation alias bekerja sambil liburan:
Menurut Xinhua (4/2/2025), pemerintah Jepang ikut mendorong ekosistem kerja jarak jauh dengan menyediakan subsidi untuk pengembangan ruang kerja dan akomodasi.
Subsidi ini digunakan untuk membangun kantor bersama yang beroperasi 24 jam, serta mendukung kafe dan bar yang ramah co-working.
Selain itu, dana juga dialokasikan untuk akomodasi dengan fasilitas kerja yang memadai, sehingga pekerja jarak jauh dapat tinggal lebih lama.
Program ini ditujukan agar digital nomad asing berkontribusi pada ekonomi lokal dengan pengeluaran yang lebih besar.
Pada tahun fiskal 2024, Japan Tourism Agency telah menguji proyek percontohan di lima wilayah untuk menarik minat digital nomad.
Langkah ini memperlihatkan keseriusan Jepang dalam menjadikan workation sebagai bagian dari strategi pariwisata dan ekonomi.
Kombinasi antara infrastruktur, budaya, dan dukungan pemerintah menjadikan Jepang semakin menarik bagi pekerja jarak jauh dari berbagai negara.
Jepang menawarkan visa Digital Nomad dalam kategori Designated Activities.
Visa ini memungkinkan individu bekerja jarak jauh di Jepang selama maksimal enam bulan tanpa opsi perpanjangan.
Pasangan dan anak dari pemegang visa juga bisa ikut serta selama masa tinggal.
Untuk mendapatkan visa ini, pemohon harus memenuhi persyaratan berikut:
Formulir aplikasi visa dengan foto.
Paspor yang masih berlaku.
Certificate of Eligibility (CoE). Jika tidak ada, wajib melampirkan dokumen tambahan.
Dokumen rencana aktivitas dan periode tinggal.
Bukti penghasilan minimal 10 juta yen per tahun, berupa sertifikat pajak, surat keterangan penghasilan, kontrak kerja, atau kontrak bisnis.
Bukti asuransi kesehatan dengan cakupan minimal 10 juta yen untuk kematian, cedera, atau penyakit selama tinggal.
Pasangan atau anak dari pemegang visa Digital Nomad juga harus melengkapi beberapa syarat:
Formulir aplikasi visa dengan foto.
Paspor yang masih berlaku.
Certificate of Eligibility atau dokumen tambahan.
Rencana aktivitas dan periode tinggal.
Bukti asuransi kesehatan dengan cakupan yang sama dengan pemohon utama.
Dokumen yang membuktikan hubungan keluarga, seperti akta nikah atau akta kelahiran.
Salinan paspor pemegang visa Digital Nomad.
Sumber:
View this post on Instagram