"Kalian bisa menghirup aroma rempah sembari menatap hutan melalui jendela," kata salah satu tamu, Mari Azumi.
"Dinding ruangan sauna itu terbuat dari kayu aras yang hangat, dan kalian bisa melihat pemandangan pegunungan yang sunyi itu di depan kalian. Setelah badan panas, kalian bisa langsung masuk kolam air dingin berisi air dari pegunungan—bersih dan menyegarkan."
"Kemudian, kalian bisa beristirahat di ruang terbuka. Kalian berbaring di antara pepohonan. Di keheningan itu, kalian mulai merasakan diri kalian menyatu dengan alam."
"Sangat luar biasa, seperti tidak familier, tapi membawa nostalgia. Seperti kembali ke tempat yang sudah lama terlupakan. Seperti kembali ke alam."
Menurut Koji Kamizasa dari dinas pariwisata Miyoshi, "Hare to Ke merupakan bagian dari kisah yang lebih luas, di mana daerah pinggiran Jepang merebut kembali masa depannya, bukan melalui pariwisata mewah, tapi dengan menciptakan keintiman, pengalaman yang sederhana dan sangat lokal."
Contohnya, penginapan itu menawarkan kelas memasak musiman, di mana penduduk setempat mengajarkan para tamu menyiapkan makanan dengan bahan-bahan yang ditanam langsung di daerah itu.
Selain itu, setiap pekan kedua tiap bulan, Miyoshi menggelar pasar malam.
Di sana, penduduk tak hanya menjual makanan, tapi juga mengajarkan para pengunjung mengenai Awa Odori, tari tradisional Tokushima.
Para tamu yang tertarik dengan sejarah tempat ini juga tak boleh melewatkan Festival Musim Panas Gunung Tsurugi yang diadakan tiap tahun.
Festival itu merupakan ritual suci yang diyakini sudah ada sejak lebih dari 900 tahun lalu.