Menurut BBC (8/8/2017), secara bahasa ikigai terdiri dari dua kata yaitu iki yang berarti hidup dan gai yang bermakna nilai.
Menurut Akihiro Hasegawa, psikolog klinis dari Toyo Eiwa University, kata gai berasal dari kata kai yang berarti kerang.
Kerang pada masa Heian (794-1185) dianggap sangat berharga, sehingga ikigai dimaknai sebagai nilai dalam menjalani hidup.
Kata ini masih sering dipakai dalam bahasa Jepang modern, misalnya pada yarigai (nilai dari melakukan sesuatu) atau hatarakigai (nilai dari bekerja).
Psikiater Mieko Kamiya yang menulis buku Ikigai-ni-tsuite pada 1966 menjelaskan bahwa ikigai mirip dengan kebahagiaan, tetapi ada perbedaan nuansa.
Ikigai membuat seseorang tetap menatap masa depan, bahkan ketika sedang menghadapi masa sulit.
Hasegawa menambahkan, ikigai lebih dekat dengan seikatsu atau kehidupan sehari-hari, bukan jinsei yang berarti rentang hidup.
Dengan kata lain, ikigai adalah kumpulan kebahagiaan kecil sehari-hari yang jika dijumlahkan menjadikan hidup terasa lebih penuh makna.
Di Jepang, ikigai juga sering terlihat dalam cara orang memaknai pekerjaannya.
Budaya kerja yang keras dan padat sering membuat masyarakat menghadapi stres, mulai dari berdesakan di kereta pagi atau lembur hingga larut malam.