Karena tahan lama, asinan biasanya dibuat dalam jumlah besar sekali musim, lalu disantap sedikit demi sedikit sepanjang tahun.
Tradisi ini mirip dengan pembuatan kimchi di Korea atau acar mangga di Indonesia.
Langkah pertama adalah shimo-zuke atau prarendam.
Pepaya hijau dibelah memanjang, dikupas kulitnya, dibuang bijinya, lalu diiris tipis.
Setiap lapis irisan ditaburi garam kasar dalam gentong keramik dan diberi pemberat.
Setelah dua hingga tiga hari, pepaya akan mengeluarkan cairan dan menjadi lentur.
Proses berikutnya adalah pengeringan singkat.
Pepaya yang sudah mengeluarkan air dijemur seharian untuk mengurangi kadar air agar bumbu meresap lebih baik.
Tahap terakhir disebut hon-zuke atau pengasaman rasa.
Ada tiga variasi bumbu yang biasa digunakan yaitu: