Beberapa langkah yang sedang dijalankan pemerintah meliputi peningkatan dukungan finansial untuk pengasuhan anak, kenaikan upah generasi muda, serta penyediaan layanan perjodohan.
Kenaikan jumlah lansia juga berdampak pada meningkatnya kebutuhan perawat lansia atau kaigo di Jepang.
Menurut NHK, jumlah pengasuh di Jepang tercatat sekitar 2,15 juta orang mengacu data dari tahun fiskal 2022.
Namun, pada tahun fiskal 2040 mendatang, diperkirakan Jepang membutuhkan sekitar 2,72 juta perawat lansia.
Terdapat potensi kekurangan tenaga kerja sebanyak 570.000 orang jika tidak ada penambahan signifikan.
Sebagai salah satu solusi, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang menargetkan mendatangkan lebih dari 50.000 perawat lansia asing melalui program Specified Skilled Worker (SSW) pada tahun lalu.
Namun, jumlah tenaga kerja asing yang diterima hanya sekitar 39.000 orang hingga Agustus 2024.
Pemerintah juga mengalokasikan anggaran tambahan sebesar 270 juta yen untuk mensubsidi perusahaan yang ingin merekrut perawat dari luar negeri.
Subsidi ini ditujukan untuk mendukung perusahaan dalam membangun kerja sama dengan sekolah di luar negeri serta menggelar kegiatan perekrutan, seperti job fair.
Gaji rata-rata bagi kaigo atau perawat lansia bersertifikat di Jepang berkisar antara 220.000 yen hingga 250.000 yen per bulan.