Untuk jalur SSW, ijazah SMA sudah cukup. Sementara EPA menuntut jenjang pendidikan lebih tinggi.
Banyak perempuan Indonesia mulai mempersiapkan diri sejak lulus SMA.
Calon tenaga kerja biasanya mengikuti program dari lembaga pelatihan atau agen penyalur yang diakui oleh BP2MI.
Mereka mendapatkan pelatihan keterampilan caregiving, bahasa Jepang, hingga pengenalan budaya kerja Jepang.
Meski proses ini melibatkan biaya seperti visa, pelatihan, dan tes bahasa; semua itu merupakan langkah terstruktur menuju karier profesional di Jepang.
Bahasa Jepang bukan sekadar soal tata bahasa atau kosakata.
Di lapangan, caregiver perlu memahami dialek lokal dan berinteraksi dengan lansia yang mungkin mengalami gangguan kognitif.
Ini membuat proses belajar bahasa menjadi latihan empati dan kesabaran.
Seiring waktu, banyak caregiver Indonesia yang berhasil beradaptasi dan lancar berbicara tanpa rasa canggung.
Bekerja sebagai caregiver di Jepang tidak hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga kesiapan mental.