Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

Perjalanan Dewi Asal Padang, 13 Tahun Berkarya di Klinik Kecantikan Ternama Jepang

Kompas.com - 20/06/2025, 10:30 WIB

Dewi melamar dan mengikuti proses seleksi. Ia terkejut saat akhirnya diterima bekerja di sana pada April 2012.

Saat itu, ia masih merasa kemampuan bahasa Jepangnya belum maksimal, apalagi dalam istilah medis.

“Saya sendiri bingung kenapa bisa diterima,” ujarnya.

Belakangan, Dewi mengetahui bahwa perekrutnya adalah wakil direktur klinik yang saat itu memiliki visi untuk memperluas jangkauan perusahaan ke luar negeri, termasuk Indonesia.

Sebagai satu-satunya pelamar asal Indonesia, Dewi dianggap berpotensi menjadi jembatan ekspansi walau belum terealisasi sampai sekarang.

Dewi di Edo Wonderland Jepang saat awal kerja di klinik kecantikan Jepang.
Dewi di Edo Wonderland Jepang saat awal kerja di klinik kecantikan Jepang.

Mengurus Visa Kerja secara Mandiri

Setelah diterima bekerja, Dewi harus mengubah visanya dari visa pelajar menjadi visa kerja.

Ia pun mengajukan aplikasi visa engineer, kini dikenal sebagai visa gijinkoku yang juga mencakup profesi engineer.

Saat itu belum ada layanan pendukung berbahasa asing seperti sekarang, Dewi harus mencari tahu sendiri cara mengajukan visa kerja.

Ia membuka situs imigrasi Jepang, membaca dokumen dalam bahasa Jepang dan menggunakan kamus digital. 

Dewi juga harus menyiapkan kontrak kerja dan dokumen dari perusahaan yang membuktikan bahwa tempat ia melamar legal dan membayar pajak.

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.