Pada April 2010, Dewi melanjutkan pendidikannya ke sekolah kejuruan (senmon gakkou).
Ia mempelajari sound engineering yang kerap disebut MA (mixing and audio), bidang yang berkaitan dengan suara dan animasi, selama dua tahun di sekolah kejuruan itu.
Pilihan itu tidak lepas dari ketertarikannya pada dunia musik dan kreatif.
"Jadi MA itu kayak misalnya kalau kita bikin animasi, itu kan ada yang masukin suara-suaranya, efek-efeknya, yang ambil suara seiyu-nya. Saya ambil bidangnya itu," jelas Dewi kepada Ohayo Jepang melalui sambungan telepon, (19/6/2025).
Baca juga:
Sistem pencarian kerja di Jepang untuk para lulusan baru berbeda dari Indonesia.
Dewi mengungkapkan bahwa di Jepang, mahasiswa mulai mencari pekerjaan satu tahun sebelum lulus.
Proses ini dikenal dengan sebutan Shushoku Katsudo yaitu kegiatan pencarian kerja.
"Jadi perusahaan-perusahaan di Jepang itu memang cari fresh graduate. Mereka masukin lowongan ke sekolah-sekolah senmon gakkou atau ke universitas, itu perusahaan biasanya masukin lowongan ke situ," ucap perempuan yang tinggal di Tokyo ini.
Menurut Dewi, tersedia satu ruangan khusus yang dilengkapi dengan banyak komputer di sekolah kejuruan maupun universitas.
Mahasiswa dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk mencari lowongan pekerjaan sesuai dengan bidang yang mereka inginkan.