Ketika Lentera, Taiko, dan Doa Panen Menyatu di Matsuri Musim Gugur Jepang

Festival Musim Gugur Hachiman Matsuri di Kuil Sakurayama Hachiman, menampilkan arak-arakan kereta hias yang indah dan dibuat dengan tangan melintasi jalanan Takayama. (9/10/2024) SHUTTERSTOCK/MARCEL HAMONIC

OHAYOJEPANG - Musim gugur di Jepang bukan sekadar peralihan warna daun.

Musim ini juga menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Jepang.

Ketika dedaunan mulai berubah menjadi merah dan keemasan, berbagai kota di seluruh negeri hidup dengan tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Tradisi itu hadir dalam bentuk matsuri di Jepang, atau festival khas yang merayakan pergantian musim.

Banyak orang mengenal matsuri musim panas dengan kembang api dan yukata, tetapi festival musim gugur menawarkan suasana yang berbeda.

Ritmenya lebih tenang, reflektif, berakar pada rasa syukur, dan dekat dengan alam.

Baca juga:

Esensi Festival Musim Gugur di Jepang

Festival yang diadakan pada musim gugur di Jepang memiliki makna mendalam yang berasal dari alam dan hasil bumi.

Musim gugur adalah masa panen, ketika padi, kastanye, kesemek, dan ubi manis mencapai kematangan sempurna.

Banyak wilayah di Jepang mengadakan festival sebagai bentuk rasa syukur kepada kami (dewa dalam ajaran Shinto) atas panen yang melimpah serta doa untuk kemakmuran di tahun berikutnya.

Sebagian besar festival musim gugur di Jepang diselenggarakan di sekitar kuil Shinto.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!