OHAYOJEPANG - Ada bunga tertentu dalam budaya Jepang yang erat kaitannya dengan kematian, akhirat, dan kefanaan hidup.
Bunga ini sering disebut sebagai 'bunga kematian' yang memiliki simbol spiritual mendalam.
Menariknya, meski berhubungan dengan kematian, bunga ini juga melambangkan siklus hidup, mati, dan lahir kembali.
Simbolisme tersebut terasa kuat pada masa O-higan (お彼岸), sebuah tradisi Buddha yang berlangsung saat ekuinoks musim gugur untuk menghormati leluhur dan merenungkan ketidakkekalan hidup.
Berikut tiga bunga Jepang yang dikenal sebagai lambang kematian.
Baca juga:
Higanbana (彼岸花) atau red spider lily adalah bunga paling ikonik yang sering dikaitkan dengan kematian.
Nama higanbana berarti 'bunga dari pantai seberang', merujuk pada konsep Buddha tentang tepi jauh Sungai Sanzu yang melambangkan akhirat.
Bunga ini biasanya mekar bertepatan dengan festival O-higan, dan kehadirannya dianggap sebagai pengingat tentang kefanaan hidup.
Mekarnya yang tiba-tiba lalu cepat layu mencerminkan keindahan hidup yang singkat dan tidak kekal.
Secara budaya, higanbana kerap ditanam di sekitar makam dan kuil.