Langkah itu menjadi bagian dari strategi jangka panjang Nintendo untuk tumbuh menjadi merek global yang bertahan lama.
Shigeru Miyamoto, Executive Fellow Nintendo sekaligus pencipta Super Mario, menyebut bahwa film memainkan peran penting dalam memperpanjang umur karakter dan cerita klasik perusahaan.
“Game pada akhirnya berhenti berjalan saat muncul versi baru, tetapi film akan tetap hidup selamanya,” ujar Miyamoto.
Menurutnya, adaptasi film tidak hanya memperkenalkan karakter lama kepada generasi baru, tetapi juga menjadi jembatan bagi penggemar lama untuk kembali menikmati dunia game Nintendo.
Sementara itu, Capcom juga terus memperkuat kiprahnya dalam industri film sebagai bagian dari strategi memperluas pengaruh waralaba game-nya.
Perusahaan ini sudah terlibat dalam 21 produksi film sejak tahun 1994, dimulai dengan film Street Fighter yang dibintangi Jean-Claude Van Damme.
Capcom kini tengah menyiapkan film baru dalam seri Street Fighter yang dijadwalkan rilis pada Oktober 2026.
Selain Street Fighter, Capcom juga memproduksi film live-action dari waralaba game populernya seperti Resident Evil dan Monster Hunter.
Kehadiran film-film tersebut terbukti membantu meningkatkan popularitas franchise serta mendongkrak kembali penjualan game aslinya.
Hideki Yasuda, analis senior di Toyo Securities, menilai bahwa pemanfaatan kekayaan intelektual seperti ini menjadi strategi penting untuk memperluas sumber pendapatan sekaligus meningkatkan pengenalan merek.
Menurut Yasuda, industri game kini telah menjangkau lintas generasi, sehingga film memiliki kekuatan emosional untuk membangkitkan kenangan masa lalu.
“Film membangkitkan rasa nostalgia yang membuat orang ingin membeli kembali game lama, menciptakan efek sinergi antar media,” ujarnya.
© Kyodo News