Ada pula stan yang menjual buku novel dan cerita anak yang digelar oleh Guru Bumi & BukuAkik.
“Kami melihat orang Indonesia di Jepang tidak hanya rindu makanan tapi juga rindu buku-buku berbahasa Indonesia,” ujar Bob Singadikrama dari Guru Bumi.
Ia bersama Nathania Tifara menjelaskan bahwa penjualan buku di stan mereka mendapat sambutan positif.
Buku-buku tersebut didatangkan dari Indonesia melalui kerja sama dengan BukuAkik, terdiri atas sekitar 200 judul dan total 1.000 eksemplar yang mencakup novel serta buku anak.
Stan KBRI Tokyo dan Bank Indonesia Tokyo juga turut hadir dalam festival ini dengan menggelar konsultasi dan promosi ekonomi.
Selain memberikan pelayanan imigrasi dan konsultasi kekonsuleran bagi WNI yang bermukim di Jepang, tersedia pula layanan konsultasi perhubungan, investasi, keuangan, pendidikan, serta sosialisasi QRIS Cross-Border.
Stan KBRI Tokyo dipenuhi pengunjung yang ingin berfoto dengan replika Komodo sebagai bagian dari promosi wisata super prioritas.
KBRI Tokyo dalam IJFF 2025 juga menggelar Survey Citra untuk mengukur persepsi warga Jepang terhadap Indonesia dengan membagikan suvenir khas Indonesia bagi pengunjung.
Hingga hari kedua IJFF, lebih dari 1.000 warga Jepang telah mengisi Survey Citra tersebut.
Desi, warga Indonesia yang tinggal di Shinjuku, menjadi salah satu pengunjung yang merasa senang bisa hadir di IJFF 2025.
“Seru ya bisa ketemu banyak orang Indonesia. Berasa ada di Indonesia,” ujarnya.