OHAYOJEPANG - World Expo 2025 Osaka resmi berakhir pada Senin (13/10/2025) setelah berlangsung selama enam bulan.
Pameran berskala internasional ini menarik lebih dari 25 juta pengunjung yang datang untuk menikmati berbagai pameran teknologi mutakhir dan kebudayaan dari seluruh dunia.
Diselenggarakan di pulau buatan Yumeshima, acara ini mengusung tema “Designing Future Society for Our Lives” atau “Merancang Masyarakat Masa Depan untuk Kehidupan Kita.”
Selama enam bulan penyelenggaraan, World Expo 2025 Osaka menghadirkan beragam inovasi, gagasan, dan kolaborasi dari 158 negara serta wilayah yang berpartisipasi.
Pihak penyelenggara menyebut expo ini sukses besar meski sempat menghadapi sejumlah tantangan operasional seperti keterlambatan pembangunan dan lonjakan biaya konstruksi.
Mereka menegaskan bahwa expo telah meneguhkan kembali perannya sebagai kebaikan publik global yang mendorong dialog, saling pengertian, serta menjadi katalis perubahan.
Baca juga:
Hingga sehari sebelum penutupan, jumlah pengunjung World Expo 2025 Osaka tercatat mencapai sekitar 25,29 juta orang.
Angka ini melampaui rekor 22,05 juta pengunjung pada expo sebelumnya di Aichi, Jepang, tahun 2005.
Namun, capaian tersebut masih sedikit di bawah target panitia, yaitu 28,20 juta orang.
Dari total itu, sebanyak 22,07 juta tiket berhasil terjual.
Selain tiket, produk resmi seperti boneka maskot Myaku Myaku juga mencatat penjualan tinggi.
Hingga akhir Agustus, total penjualannya mencapai sekitar 80 miliar yen atau sekitar Rp 8,7 triliun.
Melansir Kyodo News (13/10/2025), pihak penyelenggara memperkirakan akan ada surplus operasional hingga 28 miliar yen atau sekitar Rp 3 triliun setelah semua kegiatan expo berakhir.
World Expo 2025 Osaka tidak lepas dari sejumlah kendala.
Sebelum pembukaan, persiapan acara sempat diwarnai kekhawatiran akibat kenaikan biaya konstruksi, keterlambatan penyelesaian paviliun, dan rendahnya dukungan publik.
Namun, penjualan tiket mulai meningkat setelah expo dibuka pada pertengahan April berkat ulasan positif dari pengunjung awal.
Meski begitu, antrean panjang masih kerap terjadi di berbagai area setiap hari, termasuk saat musim panas.
Padahal, expo ini semula dirancang sebagai “expo tanpa antrean” melalui sistem reservasi daring untuk masuk dan mengunjungi paviliun.
Beberapa pengunjung dengan tiket tetap tidak bisa mendapatkan slot reservasi, sehingga panitia mengeluarkan beberapa ratus tiket pengganti setiap hari untuk mengakomodasi mereka.
Setelah penutupan, pembongkaran paviliun dijadwalkan dimulai pekan depan.
Lahan expo akan dikembalikan kepada Pemerintah Kota Osaka paling lambat akhir Februari 2028.
Namun, masih ada kekhawatiran karena sebagian subkontraktor yang membangun paviliun internasional belum menerima pembayaran penuh.
Hal ini bisa memengaruhi keterlibatan mereka dalam proses pembongkaran.
Sebagian struktur ikonik Grand Ring sepanjang dua kilometer yang menjadi simbol expo akan dipertahankan sekitar 200 meter dalam bentuk aslinya.
Sisa bagian lainnya akan dibongkar, dan sebagian material akan digunakan kembali.
Struktur Grand Ring telah diakui oleh Guinness World Records sebagai bangunan arsitektur kayu terbesar di dunia.
Upacara penutupan World Expo 2025 Osaka dihadiri berbagai tokoh penting, termasuk Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Pangeran Mahkota Fumihito.
Dalam sambutannya, Shigeru Ishiba menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja keras.
“Dengan menyatukan hati, kita mampu menciptakan pameran luar biasa yang memberikan kepuasan bagi banyak orang,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya semangat “solidaritas daripada perpecahan” dan “toleransi daripada konfrontasi.”
Sementara itu, Pangeran Mahkota Fumihito menilai expo ini menjadi kesempatan bermakna untuk bersama-sama memikirkan solusi atas tantangan global.
Pada kesempatan yang sama, bendera Bureau International des Expositions atau BIE yang merupakan badan internasional berbasis di Paris diserahkan kepada Arab Saudi sebagai tuan rumah World Expo berikutnya pada tahun 2030.
© Kyodo News