Makhluk kecil seperti manusia dengan cangkang kura-kura, kulit hijau bersisik, dan piringan di kepala yang harus selalu berisi air.
Hantu ini hidup di sungai atau danau.
Dalam legenda, bisa menenggelamkan anak-anak atau hewan, tapi juga dihormati sebagai dewa air dalam Shinto.
Hantu ini muncul dengan masker bedah dan membawa gunting, sambil menanyakan ‘Am I beautiful?’ kepada korban.
Jika dijawab salah atau tidak sesuai, korban bisa dibunuh.
Cerita ini juga diadaptasi dalam beberapa film horor Jepang dari era 1980-an hingga 2000-an.
Dari legenda kuno hingga urban legend modern, hantu Jepang bukan sekadar menakut-nakuti, melainkan juga mencerminkan budaya, nilai, dan imajinasi rakyat Jepang yang kaya.
Setiap hantu membawa kisah unik dan pesan simbolis, baik tentang moral, alam, maupun ketakutan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dari toilet sekolah yang sepi hingga pegunungan terpencil, hantu-hantu Jepang terus hidup dalam cerita, film, dan imajinasi generasi demi generasi.
Sumber:
(PENULIS: KOMPAS.COM/PITRI NOVIYANTI)