Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Investasi Jepang Deras Masuk Indonesia, Ekonomi Kedua Negara Sama-sama Tumbuh

Kompas.com - 02/10/2025, 08:05 WIB

OHAYOJEPANG - Investasi Jepang di Indonesia dinilai semakin penting bagi hubungan kedua negara.

Hal itu disampaikan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, dalam pengarahan media di Jakarta pada Selasa (29/9/2025), menjelang akhir masa tugasnya.

Ia menegaskan bahwa Jepang telah berinvestasi lebih banyak di Indonesia.

Bidang yang menjadi perhatian utama mencakup infrastruktur, otomotif, pertanian, perikanan, dan sejumlah sektor lain yang terus berkembang.

“Investasi-investasi tersebut akan lebih penting untuk mendorong investasi perusahaan Jepang di Indonesia,” kata Masaki mengutip Antara News (30/9/2025).

Ia menambahkan, peningkatan investasi di berbagai bidang akan memberi manfaat luas bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Masaki berharap kerja sama investasi ini terus ditingkatkan demi memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Jepang.

Baca juga:

Perdagangan, Perjanjian Ekonomi, dan Pertukaran Masyarakat

Selain investasi, Masaki juga menyoroti hubungan dagang antara Indonesia dan Jepang yang dinilainya sangat baik.

“Mengenai perdagangan, saya pikir kita menjaga neraca perdagangan yang sangat baik,” ujarnya.

Ia menyebut, kedua negara berhasil menjaga neraca perdagangan yang seimbang dalam berbagai sektor.

Indonesia dan Jepang memiliki Perjanjian Kemitraan Ekonomi (EPA) serta Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) yang menjadi dasar kerja sama dagang.

Perjanjian-perjanjian tersebut, kata Masaki, baru-baru ini dibahas kembali dan dinilai lebih menguntungkan ekspor produk Indonesia ke Jepang, meski ia tidak menampik manfaatnya untuk Jepang.

Masaki tidak hanya menyoroti perdagangan dan investasi, melainkan juga menekankan pentingnya pertukaran masyarakat kedua negara.

“Pertukaran antarwarga, hal itu tidak muncul dalam keuangan perdagangan. Namun, untuk masa depan hubungan bilateral kita, hal itu sangat penting,” katanya.

@ohayo_jepang “Tempat sampah” jadi masalah nomor 1 buat turis asing di Jepang. Kenapa, ya? Survei dari Badan Pariwisata Jepang awal 2025 menyebut, 21,9% turis asing mengeluhkan sedikitnya tempat sampah umum. Bahkan ini jadi masalah utama yang paling banyak dikeluhkan, melebihi kendala bahasa atau antrian imigrasi. Buat kita yang terbiasa nemu tempat sampah tiap 5 meter, ini bisa bikin shock. Dan penyebabnya... bukan karena Jepang cuek sama kebersihan, tapi justru karena pengalaman traumatis. Pada tahun 1995, Jepang diguncang serangan gas sarin oleh sekte Aum Shinrikyo. Senjata kimia itu disembunyikan di tempat sampah di stasiun bawah tanah Tokyo. Akibatnya12 orang tewas, lebih dari 1.000 luka-luka. Sejak saat itu, tempat sampah mulai disegel, lalu dihapus dari ruang publik demi keamanan. Tapi jangan salah, sebagian besar turis tetap puas kok jalan-jalan ke Jepang. Banyak yang justru makin respek sama budaya bersih mereka. Biar gak ribet, kamu bisa siapin totebag atau kantong kecil sendiri buat nyimpen sampah sementara. Nanti pas nemu konbini atau tempat sampah umum, baru deh dibuang. Jangan lupa, Jepang juga ketat soal pemilahan ya. Kapan lagi ikutan internship resmi langsung dari pemerintah Jepang meskipun belum punya pengalamaan😎. Kalau kamu masih mahasiswa atau baru lulus, dan bisa Inggris/Jepang, ini bisa jadi jalan ninja kamu. 💼🇯🇵 Biar gak telat, swipe dan lihat sendiri detailnya. Karena kesempatan kayak gini gak datang dua kali. Kreator Konten: Zahra Permata Jodea Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #Tinggaldijepang #KerjadiJepang #HidupdiJepang #LiburandiJepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.