Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Pecatur Indonesia Arif Abdul Hafiz Menangi Japan Chess Championship 2025

Kompas.com - 24/09/2025, 16:36 WIB

“Saya lebih serius belajar catur mengikuti jejak kakak saya yang juga pecatur nasional. Dalam turnamen ini, banyak lawan tangguh dan saya kagum penyelenggaraannya yang rapi serta sesuai aturan dunia,” ujar Arif.

Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Tokyo, Muhammad Al Aula, turut hadir di arena pertandingan dan memberi apresiasi kepada tim catur Indonesia.

Ia menyebut kemenangan Arif bersejarah, sekaligus menegaskan dukungan penuh KBRI Tokyo untuk putra-putri Indonesia di berbagai kejuaraan dunia.

Selain Arif, dua pecatur Indonesia lainnya juga tampil di turnamen ini.

Grand Master (GM) Susanto Megaranto (2486) bermain remis melawan IM Tran Than Tu (2412) dari Jepang dan finis di posisi enam dengan 5,5 poin.

Sementara Candidate Master (CM) Michael Owen (2222) kalah dari GM Mishra Swayams (2446) asal India, sehingga menempati posisi ke-19 dengan 4,5 poin.

Jalannya Turnamen dan Peran Wasit Indonesia

Japan Chess Championship 2025 memakai Sistem Swiss 9 Babak dengan kontrol waktu 90 menit ditambah 30 detik per langkah sejak langkah pertama.

Turnamen ini dipimpin oleh wasit asal Indonesia, International Arbiter (IA) Bunawan Bong, yang bertindak sebagai Chief Arbiter.

Ia dibantu oleh Abe Yuta, FIDE Arbiter (FA) dari Jepang, sebagai Deputy Chief Arbiter.

“Ini even catur dunia pertama di Jepang dan bisa menghasilkan gelar internasional. Banyak pecatur tuan rumah bermain bagus. Terima kasih kepada KBRI Tokyo yang hadir memberi dukungan,” kata Bunawan Bong.

Kemenangan Arif dan kiprah tim Merah Putih di turnamen ini semakin menegaskan peran Indonesia dalam percaturan dunia internasional.

@ohayo_jepang Kalau di Indonesia, kalo ada hajatan takut hujan langsung manggil pawang. Tapi di Jepang, malah bikin boneka lucu begini buat nangkal hujan?! 😭 Namanya Teru Teru Bozu (てるてる坊主) — “Teru” artinya bersinar, “Bozu” itu gambaran pendeta. Boneka ini udah ada sejak zaman Edo, dulu dipakai petani buat minta cuaca cerah biar panen gak gagal. Sekarang, anak-anak Jepang masih sering bikin ini sebelum acara penting kayak field trip atau lomba olahraga, biar langitnya cerah dan gak hujan! Bentuknya? Sederhana banget: bulat di atas, pakai kain putih—simbolisasi harapan, kesucian, dan permohonan. Biasanya dikasih gambar senyum biar langit juga “senyum balik” alias cerah tanpa hujan ☀️ Polling: Kalau kamu lebih percaya yang mana? Kreator Konten: Zahra Permata Jodea Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: YUHARRANI AISYAH #OhayoJepang #Tinggaldijepang #KerjadiJepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.